The Shadow In Your Love

Kamalsyah Indra
Chapter #5

Rencana Yang berantakan.

Polisi bagian pelayanan segera melapor pada komandannya. Berdiam sebentar di depan pintu ruangan komandannya. Menarik napas. Kemudian mengetuk pintu beberapa kali.

"Masuk!" Suara bariton nan tegas terdengar dari balik pintu. Polisi muda itu bergegas masuk. Di hadapannya, seorang laki-laki separuh baya sedang serius membaca lembaran-lembaran kertas berisi tulisan-tulisan hasil laporan anak buahnya selama bertugas.

"Lapor Pak!" pekiknya sambil memberi hormat.

"Ya, ada apa, iptu Sandy?" tanya laki-laki sedikit tua, dia melihat sebentar lalu kembali fokus pada file-file di mejanya.

"Ada perampokan di salah satu Bank pusat Jakarta!"

Komandan polisi itu mengernyitkan dahi. "Perampokan bank lagi?" tanyanya sambil menerima catatan alamat bank yang dirampok.

"Iya Pak. Menurut informasi komplotan itu yang sedang kita buru!" sahutnya.

"Setan Merah?" Kali ini, komandan polisi itu mendongak dengan tatapan serius. Anak buahnya mengangguk mantap. "Sial, dalam sebulan mereka sudah melakukan aksi perampokan sebanyak 4 kali dan selalu berhasil lolos!" bisik komandan polisi di dalam batin, dia terlihat kesal mendengar nama komplotan perampok itu.

"Cepat! Kamu perintahkan seluruh unit kesatuan untuk menangkap mereka!" Perintahnya. "Kali ini, jangan biarkan mereka lolos!" sambungnya menekankan pada Iptu Rizal.

"Siap laksanakan, Pak!" tandas polisi itu. Dia bergerak cepat menginformasikan seluruh unit agar bergerak untuk mengepung tempat kejadian perkata. Polisi - polisi itu bergerak cepat setelah mendapat perintah dari komandan. Semua bergegas menuju tempat kejadian perkara. Suara sirene membelah kemacetan jalan raya kota Jakarta yang mulai merapat, suara sirine juga mengundang banyak warga penasaran.

Bukan hanya para warga, para wartawan ikut menyambangi kejadian itu untuk berburu berita perampokan yang akan mereka jadikan headlines berita di surat kabar masing-masing. Para wartawan mulai bersiap meliput berita perampokan di bank.

Di dalam mobil Van, R5 terperangah melihat mobil polisi mulai berdatangan. "Apa-apaan ini? Kenapa ada banyak polisi? Gawat, sekarang apa yang harus saya lakukan?" gumam R5 panik. "R1 juga belum memberi perintah padaku!" lanjutnya, kemudian dia menunduk. Tidak ingin ada polisi yang tau posisinya.

Lalu, semua polisi baik dari satuan khusus penembak jitu, serta satuan penakluk bom datang bersama beberapa mobil dari pemadam kebakaran bergegas turun. Memasang garis kuning pembatas kepolisian pun dipasang agar tidak ada satupun warga memasuki area berbahaya.

Komandan dari kepolisian juga turun. Dia melihat keadaan sekitar kejadian. Lalu, "Kalian satuan unit khusus, segera kepung area parkir juga! Ingat, kali ini tidak boleh satupun dari komplotan Setan Merah yang lolos dari penyegrapan kali ini!" teriaknya pada kepala satuan unit khusus.

"Siap laksanakan, komandan!" Mereka bergerak cepat dengan mode waspada penuh menjalankan perintah komandan polisi bernama Sadewa itu.

"Dan kalian semua yang ada di sini, bersiap, berjaga dan waspada serangan mendadak dari Setan Merah. Jangan ada satupun dari kalian yang menjadi korban!" ujarnya lagi pada bawahannya yang berseragam.

"Siap Komandan!!"

Kehadiran semua polisi dan pemadam kebakaran mengundang rasa penasaran warga yang semula hanya ingin melintas, namun berhenti dan ikut menonton dikejadian perkara. Sebagian polisi ke arah parkiran tempat mobil van hitam komplotan Setan Merah terparkir. "Sial! Aku harus segera melapor pada R1!" gumam R2 bergegas kembali ke lift. Lalu dia menginformasikan pada R1.

"Polisi datang dan sudah mengepung tempat ini!" ujar R2 berbicara di alat komunikasi HT.

"Apa? Segera bilang pada R5 agar segera bersiap!" titah R1 panik.

Lihat selengkapnya