The Star in Me

SappireEyes
Chapter #3

Chapter 3 : Kehadiran Aneh

"Hari ini Ibu akan memberi kalian tugas membuat cerpen. Tema bebas dan ditulis di kertas double polio yang sudah Ibu siapkan. Nanti, cerpen kalian akan Ibu kirimkan ke lomba cerpen, ya."

"Baik!"

Suasana belajar mengajar dalam kelas sebelas bahasa tengah berlangsung tenang. Guru bahasa Indonesia, Bu Wely telah memberikan para murid tugas membuat cerpen. Mereka langsung menulis cerita yang akan dibuat. Ada beberapa yang masih terdiam, alias tengah berpikir ide apa yang akan dituangkan. Salah satunya, tentu Selviana masih berkutat dengan kertas kosong. Pulpen dipegangnya. Mimiknya tampak serius. Tidak sampai semenit, ia pun mulai menulis.

Setiap penulis pasti dan harus memiliki karakter buatan mereka sendiri atau biasa disebut original character. Selviana sendiri masih belum yakin, akan seperti apa wujud dan nama untuk karakternya. Selama ini, dirinya hanya berkutat dengan menggunakan karakter pinjaman dari sebuah animasi. Kalaupun ada karakter tambahan, itu hanya dengan nama asli dari beberapa teman-temannya yang ikut dalam cerita yang dibuat. Sifat karakter itu juga mirip dengan orang aslinya.

'Aku gak boleh asal buat. Ceritaku harus mengandung pesan dan edukasi. Soalnya, akan mempengaruhi pembaca.'

Di sekolah untuk pelajaran dengan materi cerita. Pasti ada tentang unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terkandung dalam cerita. Salah satu unsur intrinsik yang paling penting adalah amanat. Sama halnya, dongeng yang dibacakan tiap malam untuk para anak oleh ibu mereka. Pasti setiap dongeng akan selalu ada amanat di dalamnya.

°°°

"Ke perpustakaan yuk," ajak Selviana kepada adik kelasnya, Nanda. Mereka tengah berjalan di pinggir lapangan basket yang biasa digunakan untuk upacara sekaligus olahraga. Keduanya telah membeli jajan dan minuman di kantin. Selviana membeli snack dan Nanda membeli minuman bersoda.

"Yuk!"

Mereka pun segera melangkah memasuki gedung sekolah, menjauhi terik matahari yang tidak terlalu panas.

Hari ini hari Jumat, dimana kegiatan sekarang hanya ada ekstrakurikuler. Tentu, nanti setelah ini akan ada pelajaran dalam kelas dan hanya ada satu mata pelajaran sebelum mereka pulang. Khusus penulisan kreatif, hari ini ditiadakan. Dikarenakan pembimbing mereka sedang tidak hadir.

Perpustakaan di sekolah ini memiliki peraturan dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam. Selviana dan Nanda memutuskan untuk meletakkan makanan serta minuman mereka di depan jendela di mana ada tembok yang bisa diletakkan barang. Hanya satu snack dan dua botol minuman. Nanda sudah menghabiskan snacknya. Hawa dari pendingin langsung terasa saat memasuki ruangan. Seperti biasa, keduanya memberi salam kepada penjaga perpustakaan sebelum mulai mencari novel.

"Eh, Nak, saya boleh minta tolong?" tanya penjaga perpustakaan dari balik meja. Tangan kanannya membenarkan posisi kacamata.

Kedua siswi itu menoleh dan mengangguk.

"Bisakah kalian membantu saya merapikan buku-buku yang menumpuk di bawah rak sebelah sana?" wanita berambut pendek itu bertanya seraya menunjuk bagian rak yang dimaksud.

Selviana dan Nanda menoleh ke arah rak yang ditunjuk dan kembali menatap penjaga perpustakaan.

Lihat selengkapnya