The Star in Me

SappireEyes
Chapter #6

Chapter 6 : Perasaan yang Kembali

"Aku suka genre ini."

Selviana melanjutkan dengan menggumamkan sesuatu. Tempat yang mereka pijak, mulai berubah lagi. Kali ini, bukan cahaya putih yang muncul. Melainkan, penampilan seperti pemandangan yang perlahan muncul bagaikan lukisan. Dari samping mereka perlahan menyelimuti seluruhnya. Di atas mereka menjadi langit biru serta tanah atau lantai yang mereka pijak mulai berwarna membentuk rumput.

"Wah! Ini sangat menakjubkan, 'Mama'!" pekik Silvania dengan mata berbinar. Kedua tangannya dikepalkan di bawah dagunya. Mulutnya terbuka lebar membentuk senyuman.

Selviana tersenyum senang menanggapi tindakan 'anaknya'.

"Aku menyukai fantasi."

Selesai mengucapkan itu, dari langit muncullah beberapa hewan ajaib yang biasa muncul di dunia fantasi. Seperti pegasus dan naga yang terbang di langit. Begitu juga, kuda poni yang berlarian di dekat mereka seraya bersuara. Silvania yang melihat itu masih merasa takjub dengan apa yang muncul di depannya. Ia kembali melihat 'mama'-nya.

"Kekuatan imajinasi 'Mama' sangat hebat!" pujinya dengan nada sangat riang. Sesekali gadis hiperaktif itu bertepuk tangan seperti seorang anak kecil yang mendapat hadiah dari ibunya.

"Itu biasa aja. Ada orang yang jauh lebih hebat dari apa yang aku miliki. Tetapi, makasih untuk pujiannya."

Setelah mengatakan itu, lagi-lagi cahaya putih muncul dan dirinya kembali ke dunia nyata, perpustakaan. Dalam posisi membaca buku dengan sorot mata yang kembali mendapat cahayanya. Gadis itu membetulkan kacamata seraya menghela napas.

°°°

Langit biru yang cerah dengan sedikit awan putih sebagai motifnya. Dua ekor burung kecil tampak terbang di sekitar pohon rindang yang tumbuh di pinggir jalan. Dari jendela yang hanya terbuka sedikit serta tirai yang terbuat dari kain putih tipis. Di sana tampak sebuah meja yang penuh dengan barang-barang. Seperti laptop, buku tulis yang terbuka, pensil, handphone dan earphone. Sesekali, angin berhembus membuat tirai itu terbang sebentar.

"Benar-benar aku ini," gerutu seseorang yang berada di ruangan lain.

Seorang gadis berumur sekitar dua puluhan dengan pakaian kaos biru tua dan celana pendek hijau, dirinya tampak berdiri di depan ruang santai dan melangkah masuk mendekati sofa. Direbahkan tubuhnya di atasnya. Dengan separuh tubuh yang berbaring dengan handphone di tangannya. Sebelumnya sudah sempat diraih. Mata itu menerawang sejenak. Sorot mata sayu di balik kacamata itu memalingkan pandangan ke arah meja. Di mana laptop dan buku itu berada. Lama dipandang kedua benda itu. Lalu, ia langsung memperbaiki posisinya menjadi duduk. Tetap dengan melihat laptop dan buku yang menganggur di sana.

"Sudah lama. Kapan aku akan melanjutkan?"

Buku itu berisi beberapa cerita lama yang pernah dibuatnya dulu. Saat zaman SMA. Di mana waktu itu, masih semangatnya membuat cerita atau lebih tepatnya fanfic.

"Kapan aku bisa tegas dengan diriku? Aku harus menamatkannya."

Pikiran dan hatinya tengah bimbang. Pikiran terus semangat memberikan ide baru. Sedangkan, hati terus membuatnya menunda semua itu. Dirinya sangat bersemangat dan ingin sekali bisa melunaskan semuanya.

Lihat selengkapnya