The Star in Me

SappireEyes
Chapter #9

Chapter 9 : Tamu Misterius Ternyata Teman

"Hari ini kalian akan melakukan resensi novel," ucap seorang ibu guru di depan semua murid SD.

Salah satu dari mereka yang duduk paling depan tampak termenung.

'Aku gak punya novel.'

Sepulang dari sekolah, gadis berkacamata dan berambut pendek itu pergi ke toko buku. Di sana, ia disuguhi berbagai macam jenis buku. Jejeran novel tertata rapi di rak bagian depan. Dirinya sempat bingung novel apa yang akan disukainya. Setelah melihat-lihat beberapa. Salah satunya, ada novel bersampul seperti kado. Dengan warna biru dan pita merah sebagai sampul buku. Judulnya Kado Indah. Itu menarik perhatiannya.

Kembali lagi, ke masa kini. Selviana melihat beberapa hasil resensi novel yang berada di akun salah satu teman online-nya. Lumayan banyak novel yang bisa menjadi rekomendasi untuk dibaca. Ia juga sudah membaca beberapa novel karyanya. Cara penyampaian alur yang sangat baik. Deskripsi latar yang detail dan bahasa tubuh sebagai perwakilan emosi karakter yang seimbang dengan dialog. Jarang sekali ada yang bisa melakukan ini pada ceritanya. Tak lupa juga dengan penulisan sesuai EYD.

"Apakah aku bisa mengundangnya?" tanya Selviana kepada Silvania terkait idenya itu. Ia mempertanyakan hal itu kemarin.

Silvania berpikir sejenak. Lirikan matanya mengarah ke atas seraya mengetuk dagu.

"Boleh aja. Ini dunia imajinasi. Siapapun yang memiliki kekuatan imajinasi yang unik dan kuat. Mereka bisa memasukinya. Terpenting lagi, bila tujuan imajinasi itu positif."

"Tentu saja."

Ada harapan bisa mengajak orang. Selviana merasa senang dalam hati. Senyuman terukir lebar.

Setelah mendapat persetujuan, Selviana menjadi semakin percaya diri dan mulai mengajak temannya itu. Ia mengirim pesan. Butuh waktu untuk menunggu balasan.

"Ah, ternyata dia mau! Bagus sekali." Gadis itu tertawa. Tetapi, mulutnya hanya tersenyum hingga kedua matanya menutup.

°°°

Angin sejuk berembus pelan membuat dedaunan di pohon tertiup hingga menari-nari dengan pelan. Ada beberapa yang terlepas dari dahannya.

"Nanana! Wah, keren nih. Aku dapat ide lagi," seru seorang gadis berambut panjang yang tidak diikat dan berkacamata. Di pangkuannya terdapat buku dan pulpen. Ia duduk dengan bersandar di batang pohon dengan menekuk kedua kaki. Di telinganya terdapat earphone. Handphone tergeletak di sampingnya beralasan rumput.

Rumput tinggi ikut menari mengikuti irama angin. Sari dari Dandelion ikut tertiup angin. Kupu-kupu kecil terbang di sekitar gadis itu dan ada yang hinggap di salah satu bunga kecil.

"Wah, pemandangan di sini bagus sekali!"

Di tengah keheningan serta keasyikan menyelami imajinasinya. Ada sebuah suara hadir menyapa pendengarannya. Untungnya, lagu yang diputar tidak dipasang dengan suara keras. Tangannya melepas earphone dan kepalanya mendongak mencari asal suara itu.

Lihat selengkapnya