The Star in Me

SappireEyes
Chapter #10

Chapter 10 : Reuni Mengejutkan dan Obrolan Menyenangkan

Masih di tempat yang sama. Pohon besar sebagai tempat berteduh. Rerumputan hijau bagaikan selimut raksasa. Dengan dandelion dan beberapa bunga kecil warna-warni sebagai hiasannya. Langit biru cerah dengan motif kapas putih tipis. Angin masih setia memberi kesejukan.

"Jadi, begitu ceritanya." Sonia mengakhiri ceritanya.

Selviana mengangguk paham.

"Dar!"

Keduanya terlonjak kaget kala seorang gadis lain muncul dari balik pohon. Si pelaku hanya tertawa terbahak-bahak. Sementara dua korban yang dikejutkan tengah mengelus dada guna menenangkan rasa terkejutan mereka barusan.

"Silvan! Gak baik ngejutan orang seperti itu," tegur sang 'ibu'. Ekspresinya sangat kesal.

Silvania berusaha menghentikan tawanya. "Maaf, 'Mama'. Eh? Ini teman 'Mama' ya?" Matanya melihat sosok Sonia di samping 'ibu'nya.

'Mama?' batin Sonia bertanya-tanya. Ekspresi bingung tampak di wajahnya.

"Ya, dia temanku. Namanya Sonia. Orang yang ingin aku ajak itu. Sonia, ini Silvania. Original character."

"Ah, yang 'Mama' ceritain itu ya?" Senyuman lebar menghiasi wajah Silvania.

Selviana hanya mengangguk. Ia mempersilakan anak itu untuk duduk di sampingnya. Sekarang posisi Selviana berada di antara kedua temannya.

"Halo!" sapa Silvania seraya memajukan kepalanya.

"Hai," balas Sonia seraya tersenyum tipis.

Sonia melihat kedua orang di depannya dalam diam. Selviana yang melihat gelagat temannya itu bertanya.

"Kenapa Son?"

"Ah, gak apa. Hanya aja, kalian berdua mirip. Kayak saudara kembar aja." Beda umur saja. Lanjutnya dalam hati.

"Ya, aku bingung gimana membuat wujud karakter. Jadinya, inilah yang kupikirkan. Sifat dan nama pun juga aku samakan sedikit."

Lagi-lagi mereka bertiga terdiam. Bingung ingin membicarakan apa lagi. Ketiga gadis itu hanya diam dengan mata sibuk memandang sekitar tempat itu. Memang tempat ini mampu membawa kedamaian hati bagi siapa saja yang berdiam diri di sini.

"Gimana penjualan novelmu?" Akhirnya, Selviana membuka kembali obrolan.

"Ya, lancar. Aku juga sudah menerima uangnya. Duh, deg-degan novelku akan dibaca oleh mereka," pekiknya senang sekaligus agak gugup.

"Wah, selamat ya."

"Ya, makasih banyak!"

Selagi, kedua manusia itu masih asyik mengobrol. Silvania tampak sibuk tak jauh dari mereka. Gadis itu, dengan rambut panjang yang kini diikat ekor kuda dan kacamata yang setia terpasang di wajah. Ia sedang bermain dengan kupu-kupu. Sesekali iseng meniup dandelion. Sari-sari itu terbang tertiup angin. Senyuman serta tawa keluar dari mulutnya. Posisi dari jongkok menjadi berdiri.

Lihat selengkapnya