The Star in Me

SappireEyes
Chapter #12

Chapter 12 : Bahaya Bujukan Manis

Baik Selviana maupun Sonia, keduanya menerima pemberian dari pasangan masing-masing. Berupa alat tulis. Selviana mendapatkan sebuah pulpen berbentuk seperti setangkai bunga kuning. Baik batangnya maupun bunganya terasa empuk. Sonia mendapatkan pensil mekanik. Terdapat hiasan kupu-kupu terbuat dari plastik keras. 

"Itu bukan alat tulis biasa. Itu adalah pulpen dan pensil ajaib," terang Silvania dan memberikan jawaban atas ekspresi bingung yang tercetak di wajah si penerima hadiah. 

"Cara kerjanya, kalau benda itu bersinar berarti kami memanggil kalian untuk datang sekaligus ada bahaya yang muncul. Cahaya yang menyelimuti baik pensil maupun pulpen akan membuat jalur menuju di mana posisi kami atau bahaya itu sendiri." Risa ikut menerangkan. 

"Ada yang lebih penting lagi. Kedua benda itu bisa melakukan sesuatu." Silvania kembali memberitahu. 

Itulah pembicaraan beberapa hari lalu. Sekaligus, alasan kenapa kedua gadis dewasa muda itu bisa memiliki benda ajaib seperti sekarang. 

"Datang! Semuanya waspada." Risa memberi peringatan. 

Selviana dan Sonia memegang semakin erat alat tulis mereka di tangan. Tatapan menajam bersamaan dengan posisi siaga. 

"Benda itu akan memunculkan sebuah keajaiban. Tergantung tulisan atau gambar yang kalian buat." 

"Ingat, kalian harus menggunakannya untuk menyebarkan kebaikan. Kalau tujuannya hanya nafsu belaka. Maka, penggunanya akan mendapat efek samping. Seperti, efek kerusakan saraf, kebutaan dan tangan lumpuh. Ya, itu tergantung seberapa besar dan banyak karya yang diciptakan."  

Selviana mengingat kembali ucapan kedua original character itu. Matanya menatap pulpen di genggamannya. Ia melirik Sonia yang berdiri tak jauh di sampingnya. Gadis itu juga turut mengamati pensil mekaniknya.

"Wahai manusia." Suara berat terdengar dari asap hitam pekat yang mengambang di depan empat orang gadis itu.

"Buat apa membaca cerita yang ada nasihatnya? Bukankah kalian para manusia sangat membenci dikasih tahu?"

"Apa?"

"Ya, apalagi isinya ada edukasi. Bukankah, kalian manusia benci namanya belajar? Apalagi riset itu sangat membosankan dan menyusahkan. Apa itu menurut aturan penulisan? Sungguh merepotkan. Lebih baik, keluarkan semua yang kalian inginkan untuk memuaskan hawa nafsu. Itu sangat menyenangkan."

"Apa maksudnya itu, hah? Riset itu sangat penting, tau! Cerita yang baik itu juga butuh logika. Agar semua terjadi tampak masuk akal. Ditambah lagi, mengurangi adanya plot hole dalam cerita. Aturan penulisan juga penting. Membuat cerita tampak rapi dan bisa dinikmati dengan nyaman. Tidak membuat mata sakit." Sonia memberi pembelaan dengan tegas. Sorot matanya membara.

Lihat selengkapnya