Hari-hari setelah lamaran itu dipenuhi dengan kebahagiaan dan kegembiraan. Aulia dan Aditya mulai merencanakan pernikahan mereka, membicarakan setiap detail dengan semangat. Mereka berdua ingin pernikahan yang sederhana namun penuh makna, yang mencerminkan perjalanan cinta mereka yang diawali dengan pertemuan di tengah hujan.
Suatu sore, Aulia dan Aditya memutuskan untuk mengunjungi sebuah tempat yang spesial bagi mereka berdua. Tempat itu adalah taman kota yang selalu sepi, namun memiliki pemandangan indah dan suasana yang tenang. Mereka sering datang ke sana untuk berbicara tentang mimpi dan harapan mereka.
Di bawah langit yang cerah, Aulia duduk di bangku taman sambil memandang sekeliling. Pohon-pohon rindang dan bunga-bunga yang sedang mekar menambah keindahan taman itu. Aditya duduk di sampingnya, menggenggam tangannya dengan lembut.
"Aku masih tidak percaya kita akan menikah," kata Aulia sambil tersenyum bahagia.
"Aku juga. Rasanya seperti mimpi," balas Aditya. "Tapi ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan."
Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kebersamaan dan keheningan yang damai. Aditya kemudian menatap Aulia dengan serius.
"Aulia, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Aditya.
Aulia menoleh dan melihat tatapan serius di wajah Aditya. "Ada apa, Aditya?"
"Aku tahu kita berdua sudah merencanakan pernikahan yang sederhana, tapi ada satu hal yang ingin aku lakukan," kata Aditya sambil mengeluarkan sebuah amplop dari saku jaketnya.
"Apa ini?" tanya Aulia penasaran.
Aditya menyerahkan amplop itu kepada Aulia. "Ini adalah undangan untuk kita berdua. Aku ingin kita menikah di tempat yang memiliki arti bagi kita, tempat di mana kita pertama kali merasakan cinta yang tumbuh."
Aulia membuka amplop itu dan melihat sebuah tiket perjalanan ke luar negeri. Dia terkejut dan tersenyum lebar saat menyadari tempat yang dimaksud Aditya.
"Paris?" tanya Aulia dengan mata berbinar.
"Ya, Paris. Kota cinta. Aku ingin kita menikah di sana, di bawah Menara Eiffel, sebagai simbol cinta kita yang abadi," jawab Aditya.
Aulia merasa air mata bahagia menggenang di matanya. "Aditya, ini luar biasa. Aku tidak pernah membayangkan kita akan menikah di Paris. Tapi... bagaimana dengan keluarga kita?"
Aditya tersenyum. "Kita akan tetap mengadakan resepsi di Jakarta untuk keluarga dan teman-teman kita. Tapi aku ingin momen pernikahan kita menjadi momen yang sangat spesial hanya untuk kita berdua."
Aulia merasakan kehangatan di hatinya. Ide untuk menikah di Paris, tempat yang penuh dengan romansa dan keindahan, membuatnya merasa begitu dicintai dan dihargai. "Aku setuju, Aditya. Menikah di Paris akan menjadi mimpi yang menjadi kenyataan."