The Story For Rain

Tan'er
Chapter #3

Try Again

BAB 3

Try Again

Alesya merasa gugup sekaligus perasaan nya yang telah berkecamuk dalam benak. Seorang polisi yang ada di hadapan nya saat ini, seperti tak asing bagi Alesya. Walaupun polisi ini hanya memperlihatkan mata nya saja karena wajah nya telah tertutup oleh masker, Alesya seakan sedang merasakan sebuah deja vu. serta genggaman hangat dari polisi ini dengan tangan nya yang telah tertutupi oleh sarung tangan dan hanya mengeluarkan jari-jari nya saja.

Anggota polisi ini mengajak Alesya untuk pergi ke luar restoran dan pergi meninggalkan ibunya. Alesya di bawa ke tempat yang jauh di perkotaan dengan tanah lapang, serta telah disiapkan sebuah karung yang berat dan telah terisi pasir di dalam nya dalam jumlah yang banyak. Dan telah tersusun rapi nan tinggi

" Saya hitung sampai 3, kamu lepas pelan-pelan. Tetapi jika saya menghitung angka 1, maka kamu harus melepaskan jari telunjuk mu lebih dahulu, dan saya langsung menaruh jari telunjuk saya." Perintah nya

Alesya hanya mengangguk dengan pipi nya yang telah basah.

" satu " hitungan dari polisi ini

Alesya mengatakan bahwa ia tidak bisa karena ia takut jika ranjau akan meledak, disaat ia melepaskan jari nya

" engga bisa " ucap Alesya dengan menggelengkan kepala dan air mata nya mengucur seperti sebelumnya

" bisa, ada saya " balas polisi ini lagi untuk meyakinkan Alesya, bahwa tidak akan terjadi apa-apa jika ia mengikuti instruksi nya. Kelompok anggota polisi lainnya pun telah membuat penjagaan terhadap Alesya, mereka berbaris tepat di belakang Alesya.

" saya ulangi " perintah nya ini pun, membuat Alesya menarik napas nya sejenak untuk menenangkan diri nya yang telah tidak karuan.

" satu " mendengar instruksi dari nya, Alesya pun mulai melepaskan jari telunjuk nya dengan jari polisi yang telah sigap mengganti kan nya

" dua " ucap nya lagi dan dengan perlahan Alesya mulai melepaskan jari tengah nya

" tiga " Alesya melepaskan jari manis nya

" empat " Alesya melepaskan jari kelingking nya

" lima " ini adalah langkah terakhir, Alesya pun mulai melepaskan jempol nya. Saat ia baru saja melepaskan jempol nya, dengan sigap anggota kelompok polisi ini langsung menarik Alesya pergi dari tkp. Mereka pun melewati tameng dari karung yang tinggi dan ranjau itu pun meledak dengan polisi yang menyelamatkan nya.

*BGARRRRRR* Suara ledakan

Alesya telah tengkurap di balik tameng karung, yang dipersiapkan untuk perlindungan pada ranjau yang akan meledak, ia pun menoleh ke belakang untuk melihat kondisi nya yang telah penuh dengan asap yang mengebul. Para kelompok polisi yang sedang tengkurap juga, dengan cepat langsung mendatangi arah ledakan itu untuk memeriksa anggota polisi yang telah menyelamatkan Alesya. Mereka berlari tergesa-gesa sambil memanggil

" Kapten !!! " teriakan histeris mereka

Alesya hanya terduduk kaku sambil melihat terus ke arah ledakan. Tak selang lama saat ia masih termenung, secara perlahan sebuah asap yang dari tadi mengebul memunculkan sebuah bayangan lelaki. Ia berjalan perlahan dan semakin dekat dengan Alesya. Dan perlahan mulai terlihat wujud nya, ia adalah sosok polisi yang menyelamatkan Alesya.

Ia menghampiri Alesya dan mengulurkan tangan nya untuk membantu nya berdiri. Menyadari akan hal itu, Alesya menggapai tangan nya. Tetapi, tubuh Alesya saat itu sangat lemah sehingga ia tidak mampu menopang tubuh nya sendiri. Ia terjatuh di dalam pelukan dada Rain.

Alesya tanpa sengaja melihat name tag polisi yang sedang dalam pelukan nya ini. Dan bertuliskan sebuah nama yang selalu terukir di dalam hati nya, ia adalah Rain Bintara Widgraksara, cinta pertama nya saat ia berumur 14 tahun.

Alangkah terkejut nya Alesya, ia pun melotot melihat nama nya dan berdiri kaku dalam pelukan Rain.

" ranjau nya udah aman ya sir " ucap Hamdi untuk menghentikan aksi romantis yang tak tahu kondisi ini.

Lihat selengkapnya