Hari ini, dia kembali berkunjung ke balai lelang. Seperti biasanya, dia menyusuri balai lelang yang luas dengan menenteng kameranya. Dia mengambil gambar beberapa obyek yang menarik perhatiannya. Sebuah guci cina antik, patung Buddha, dan beberapa lukisan yang tergantung berjejer.
Fotografi merupakan hobinya semenjak masih sekolah. Dan kini dia menjalankan tugasnya sebagai fotografi freelance untuk sebuah majalah. Dia ditugaskan untuk mengambil potret koleksi antik balai lelang terkenal ini untuk melengkapi artikel mereka.
"Hai, kau datang lagi? Lebih baik kau segera menyelesaikan tugas pemotretanmu. Besok balai lelang ini akan memindahkan semua koleksinya ke hotel berbintang lima untuk acara pelelangan perayaan tahun baru." Seorang petugas keamanan menyapanya dengan antusias.
"Oh ya? Wah aku harus segera menyelesaikan tugasku kalau begitu. Terima kasih bro untuk informasinya." Fotografer itu tersenyum gembira.
Kembali dia berkeliling untuk memotret beberapa obyek yang memang diijinkan untuk diambil gambarnya. Sesekali dia mengobrol dengan pengunjung, kurator, pemandu dan petugas kebersihan.
Akhir-akhir ini dia memang sering berkunjung ke balai lelang ini. Tidak heran dia cukup akrab dengan para pegawai balai lelang yang terkenal ini. Bahkan dia tahu seluk beluk balai lelang ini. Di mana letak rest room, gudang, ruang kepala balai lelang hingga jalur darurat pun dia ketahui. Dan dia memang harus mengetahui semua itu.
Di sela-sela mengambil foto, dia tidak segan untuk berbincang-bincang atau sekadar menyapa, baik pengunjung maupun karyawan balai lelang.
Seperti saat ini, dia nampak bercakap-cakap akrab dengan seorang gadis cleaning service(cs). Gadis itu terlihat antusias dengan setiap pertanyaan sang fotografer.
"Hei, sudah berapa lama kau bekerja di sini?" Dengan santai dia bertanya beberapa hal sepele pada gadis cleaning service itu.
Gadis itu tersipu malu. Sesekali diliriknya fotografer tampan itu. Dia tidak keberatan untuk menjawab semua pertanyaan sang fotografer. Sehingga tanpa sadar dia telah berbicara banyak pada fotografer itu.
Mulai dari awal kerja hingga gaji dan atasan yang menyebalkan. Bahkan dia pun memberitahukan jadwal pemindahan barang dan perusahaan jasa mana yang disewa balai lelang.
Fotografer itu pun menanggapi setiap ucapan sang gadis dengan antusias. Sesekali dia meminta gadis itu untuk berpose dan kemudian mengambil gambarnya. Untuk dokumenter, jelasnya pada sang gadis. Dan gadis itu pun dengan malu-malu menyetujuinya. Dan obrolan pun berlanjut dengan akrab.
Selanjutnya fotografer itu menyambangi seorang kurator yang tengah mencatat beberapa hal mengenai lukisan Zhao Mengfu itu. Sama halnya dengan gadis tadi, dengan mudah dia mengajak sang kurator berbincang-bincang.