Episode sebelumnya:
"Kau hebat kawan!" ujar Aqib singkat.
Algi berbalik menatapnya dan mengernyitkan dahinya tak mengerti. "Apa maksudmu?"
"Ya, kau mungkin satu-satunya temanku yang belum pernah membahas cinta sedari awal kita berkenalan di kelas satu, dan kau bahkan selalu berusaha menundukkan pandanganmu, menjaga dirimu, dan tidak perduli dengan semua itu ketika puluhan siswi tiap akhir semester datang ke sekolah kita," jawab Aqib.
Algi hanya menyimak saat Aqib berbicara, lalu setelahnya matanya kembali menerawang lorong sepanjang perjalanan mereka, diam sejenak sebelum akhirnya menutup percakapan di ujung persimpangan.
"Ya, aku mengerti." Algi menghela nafasnya pelan.
***
Keesokan harinya.
"Untuk semua siswi akhwat¹ dipersilahkan untuk memasuki ruangan kelas 3-c yang berada di lantai dua, untuk ujian TIK. Diharapkan membawa kartu ujiannya sebelum masuk." Sebuah speaker pemberitahuan dari ruang guru bergema mengisi seluruh ruangan kelas, agar semua siswi perempuan yang mendegarnya segera bergegas.
Sedangkan Algi dan siswa lainnya yang berada di kelas 3-c tersebut, sudah lebih dulu keluar dan boleh istirahat. Namun, saat Algi dan ketiga temannya turun. Mereka kembali berjumpa dengan siswi kemarin yang bernama Rena.
"Pssstt, hei Rena! kemarin, temanku ini yang namanya Algi, katanya dia mau kenalan sekalian bilang makasih sama kamu, karena udah kembalikan sepatunya!" seloroh Dzul sembarangan, sembari menepuk punggung Algi.
"Apa? Aku gak pernah bilang begitu, candaanmu nggak lucu," geram Algi meninju lengan Dzul yang berbadan gemuk itu.
"Oh, iya, benar kata Dzul, Algi juga bilang kau cantik, dia ingin meminta nomor teleponmu," timpal Rois yang membuat Algi menjadi malu dan marah seketika dalam satu situasi. Ditambah lagi dengan beberapa teman Rena yang juga bersama dengannya mendengar semua perkataan itu.
"Kau, ka--kalian, keterlaluan," ucap Algi dengan lirih. Dia sepertinya tidak mampu lagi menahan rasa malunya dan wajah marahnya yang ditatap oleh rena dan beberapa siswi. Dia langsung berlari pergi, meninggalkan Dzul dan Rois yang seketika terdiam. Sedangkan Aqib yang ikut kesal dengan tingkah temannya berdua ini, segera mengejar Algi.
***