Altheda menatap keluar jendela dengan bosan. Rasa malu yang mendera akibat dari kegilaannya tiga hari yang lalu masih terus membekas di dalam otak Altheda. Apalagi kenyataan jika dirinya yang bertransmigrasi ke tubuh Azalea. Semua ini memang diluar nalar--tidak masuk akal.
Bermacam kemungkinan telah dipikirkannya. Tetap saja tidak ada sesuatu yang logis bisa menjelaskan fenomena ini.
Altheda tidak bisa menceritakan hal ini pada siapapun. Hal pertama dalam bertahan hidup, jangan mempercayai orang dengan mudah. Itu adalah kunci dari kesuksesan dalam menjaga aib diri sendiri. Tidak terkecuali orang yang kita kira akrab sekalipun.
Altheda menatap lekat bangunan-bangunan yang menjulang tinggi mencapai langit dari jendela kamarnya. Dirinya harus segera berpikir rasional dengan cepat. Nanti sore dia telah bisa pulang ke rumah, tetapi dia tidak memiliki rumah.
Apa Altheda harus kembali ke kediaman Corner? Sepertinya tidak, dia akan menyingkirkan pilihan itu untuk yang pertama kali. Atau dirinya bisa bermalam di rumah pamannya--Arya Geraldton. Iya ... Sepertinya ide yang kedua merupakan sesuatu yang wajib untuk dicoba.
Meskipun bisa saja ia mencari tempat tinggal sendiri dengan identitas sebagai Altheda. Tetapi tetap saja itu merugikan, Altheda tidak ingin rugi, oke. Dia harus bisa memanfaatkan situasi.
Ceklek ...
Suara pintu yang dibuka membuat Altheda menoleh. Laki-laki tampan dengan ekspresi wajah yang tegas membuat Altheda menatapnya tak berkedip. Haa ... Rasanya Altheda memiliki sedikit keberuntungan dengan fenomena transmigrasi ini, dia bisa mendapatkan keuntungan untuk selalu berhadapan dengan lebih banyak para pria tampan. Meskipun teman-temannya di SCaRY tidak kalah tampan.
"Apa kamu sudah siap untuk pulang, sayang?" tanya Arya dengan nada lembut. Dia mendekati Altheda, memeluk tubuh ponakannya itu dari samping dengan sangat pelan dan hati-hati.
"El- eh maksudku ... Lea harus pulang ke mana?"
Arya mengernyit, tangannya yang baru saja memeluk tubuh kecil keponakannya segera dia lepaskan. Matanya menatap intens manik mata Altheda. Ada yang salah dengan keponakannya? Apa dokter itu tidak salah telah memberikan izin keponakannya ini untuk pulang?
"Apa maksudmu pulang ke mana, Lea?"