Azalea mengerjapkan matanya pelan. Sinar matahari perlahan masuk ke dalam kamarnya, disertai hembusan angin pagi yang menguapkan embun di dedaunan. Azalea bangkit dari tempat tidur, melangkahkan kakinya perlahan menuju area balkon.
"Ahh ... Nona sudah bangun. Selamat pagi Nona Lea," sapa Sesil dengan senyum sumringah. Azalea hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi sapaan dari Sesil. Kakinya kembali melangkah menuju balkon.
Netra Azalea menatap lurus ke depan, hamparan kebun bunga sakura yang sedang bermekaran terlihat sangat indah dari balkon kamarnya. Warna yang sangat cantik, pink alami berbaur dengan putih kertas, sungguh perpaduan yang sangat sempurna.
"Dimana Zahra dan Alanta?" tanya Azalea sembari melangkah masuk.
"Zahra tengah menyiapkan sarapan untuk Anda, Nona. Sedangkan Alanta dia tengah bersiap bersama James untuk mengantar anda ke sekolah."
"Hemm ... ." Azalea memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.
Saat ini Azalea masih duduk di kursi kelas tiga Sekolah Menengah Atas Tigaraksa. Sekolah Tigaraksa merupakan sekolah elit untuk para orang kaya. Hanya sedikit orang yang masuk di sekolah ini karena nilai yang baik, sisahnya mereka mengandalkan kekuasaan orang tua mereka. Isi dari sekolah elite ini cukup mengesankan, hanya saja para siswanya yang terkesan banyak bodoh karena lebih sering membeli mata pelajaran dengan uang dan kekuasaan.
Tak terkecuali Azalea, selama ini dirinya selalu membeli mata pelajaran untuk menunjang nilainya. Bukan karena dia bodoh, tapi karena waktunya terlalu sibuk untuk mendapatkan perhatian ayah, kakak, serta tunangannya. Selain itu Azalea juga terkenal sebagai Queen bullying di sekolahnya. Meskipun keluarga Corner hanya keturunan orang kaya biasa yang menjabat sebagai wali kota, Azalea selalu terbebas dari hukuman. Tidak satupun guru berani untuk menjatuhkan hukuman pada Azalea. Semua itu karena kekuatan keluarga Wyatt yang merupakan salah satu dari empat keluarga penggerak roda perekonomian asia.
Namun, bodohnya Azalea selama ini. Dirinya menyembunyikan identitasnya sebagai Wyatt dan hanya menyandang gelar Corner, tentu saja hal itu menyebabkan Azalea dituding sebagai wanita penghibur penguasa agar terbebas dari hukuman.
Azalea telah selesai bersiap. Ia merubah penampilan lamanya dengan yang baru. Tidak ada lagi makeup ketebalan, sekarang telah berganti dengan makeup tipis dan sedikit polesan liptin. Baju ketat nan singkatnya telah berganti dengan baju seragam yang pas ditubuhnya, serta sudah tak ada lagi softlens untuk merubah warna bola matanya menjadi abu-abu gelap yang sangat disukai Lucian. Itu hanya akan merusak retina matanya saja.
Azalea memberikan tas sekolahnya yang berisi buku-buku pada Sesil, lalu berjalan keluar dari kamarnya. Menuruni tangga dengan perlahan sembari melihat para pelayan yang belum sempat dilihatnya kemarin.
Sesil mengekor pada Azalea untuk menuju ke ruang makan. Tatapan-tatapan iri dari pelayan lainnya sangat kentara sekali terlihat. Mereka iri pada Sesil karena terpilih bersama dengan dua pelayan lainnya untuk menjadi pelayan khusus penerus keluarga Wyatt selanjutnya. Di mansion Wyatt, fakta tentang Azalea yang merupakan penerus selanjutnya dari keluarga Wyatt sudah bukan rahasia lagi.
"Good morning, Uncle." Azalea berjalan dengan elegan menuju Arya yang telah duduk di kursi meja makan dengan senyuman manis.
Cup ... Satu kecupan singkat Azalea layangkan ke pipi Arya. Membuat sang empu bersemu merah karena menahan malu. "Morning kiss, for my hero," ucap Azalea sebelum mendudukkan tubuhnya di kursi samping kanan Arya.