The Threembak Kentir's

Xie Nur
Chapter #24

Three on Three (6)

Pendakian Gunung Merbabu

*Hari Kedua Operasional H2OP (09.00 – 15.00): Sebuah Konser Perpisahan

Paginya tim putri langsung sibuk memasak. Bagiku memasak makanan di gunung menjadi satu eksperimen yang menyenangkan. Dengan segala keterbatasan bahan, kita mencoba menciptakan makanan lezat ala chef hotel bintang tujuh.

Sementara itu tim putra membereskan tenda. Sungguh suatu kerjasama yang indah. Setelah acara memasak selesai kami langsung makan bersama.

“Kami belum pernah mendaki gunung makan nasi dan sayur seperti ini. Kok berasa tidak sedang naik gunung ya?” kata Dina sebelum menyantap sarapan menu telur orak-arik sayur dengan lauk nugget.

Untuk sayuran, kami mendapat tambahan dari memungut di sebuah tempat cucian yang terbuang. Tapi kami juga bilang lho, sama si empunya. Eh, malah diberi sayuran lagi. Terpaksa kami terima secukupnya mengingat muatan tas kami yang telah sesak.

“Ya, begini kalau kami mendaki. Menu tetap standar peradaban.” tanggap Pheenux. “Mi instan, huh, nggak level. Itu untuk situasi darurat.”

Aku pernah bilang kan, kalau anak-anak UPL setiap kegiatan di alam selalu menggunakan standar ekspedisi. Urusan makan memakai penghitungan kalori yang cukup. Mi instan biasanya masuk makanan cadangan.

“Benar-benar Mapala, kalian ini.” ucap Dina.

“Mapela; Mahasiswa Penikmat Alam,” sabdaku.

“Dasar!” desis Inggit.

“Oh ya, setelah ini boleh minta foto lagi?” pinta Dina.

“Boleh banget.” Citonk menyahuti.

“Ah, ini akan menjadi memori terindah sepanjang pendakian kami.” kata Dina lagi. “Ibarat Trio Libels ketemu AB Three.”

Mendengar penuturan Dina sontak membuatku memandang pada tiga cowok yang tampangnya sangat jauh dari boyband zaman dahulu itu. Tawa membahana pun tidak dapat kucegah mengisi kesunyian pagi yang syahdu. Pheenux ikutan tertawa terbahak-bahak. Beda dengan Citonk yang bisa sedikit menahan tawa liarnya.

“Kami seperti Trio Libels lho bukan Trio Bagito, kok kalian ketawanya tergelak mengejek gitu.” protes Dina yang sepertinya merasa menjadi salah satu pelawak Bagito.

“Sori,” aku segera membungkam mulutku. “Dan terima kasih sudah menganggap kami mirip AB Three.”

Lihat selengkapnya