“Javier, apa kau menemukan sesuatu?” laki-laki yang dipanggil Javier itu hanya menggeleng lemas. Semakin hari pasokan makanan mereka semakin menipis. Jika seperti ini keadaannya sepertinya mereka akan terpaksa mencari mangsa ke dunia manusia. Javier dan teman-temannya merupakan sekumpulan vampire yang tersisa saat ini. Ketika perang besar yang terjadi beberapa puluh tahun lalu terjadi, mereka masih belum lahir. Populasi vampire semakin sedikit karena mereka kekurangan makanan. Mereka juga tak bisa sembarangan ke dunia manusia karena jika salah langkah mereka bisa terbunuh.
“Ayo kita kembali, sebaiknya kita laporkan hal ini pada yang lain,” kata kakak Javier, Christian. Javier hanya mengangguk dan mengikuti Christian kembali ke persembunyian mereka. Tapi di tengah perjalanan Javier menemukan sesuatu yang aneh. Ia melihat sebuah bangunan tinggi menjulang dan entah kenapa ada aura yang begitu kuat berasal dari sana.
“Kak, itu apa?” tanya Javier. Christian melihat arah yang ditunjuk adiknya. Ia mengerutkan dahinya karena bingung. Sejak kapan ada bangunan sebesar itu disana? Dan kenapa ada aura kuat yang mengerikan dari sana? Tapi entah kenapa seperti ada sesuatu yang menariknya untuk kesana.
“Kalian tunggu disini, aku dan Javier akan memeriksa bangunan itu sebentar,” kata Christian pada teman-teman mereka. Ia dan adiknya pun mendekati bangunan itu.
"Siapa kalian?! Pergi dari sini!!” mereka mendengar suara seorang gadis dari belakang mereka dan tiba-tiba saja mereka berdua sudah jatuh tersungkur.
"Berani sekali kalian mendekati tempat ini, pergi atau kalian akan mati!!” kata suara itu lagi. Javier dan Christian sama-sama tak bisa melawan. Kekuatan itu terlalu besar.“
"Tunggu, mungkin kita bisa mendapatkan informasi dari mereka,” ada suara lain yang muncul.
“Kau bodoh atau bagaimana?! Oke, kau memang bodoh, tapi kita tidak boleh membiarkan penyusup manapun mendekati tempat ini!!” seru suara yang gadis.
“Ayolah Aria, aku yakin bisa mengatasi ini,” tiba-tiba mereka berdua merasa beban berat di atas tubuh mereka terangkat. Di hadapan mereka saat ini ada 2 orang yang memiliki wajah serupa. Yang membedakan hanya satunya lebih tinggi dan satunya berambut panjang. Sepertinya yang satu laki-laki dan satunya perempuan.
“Halo, maaf ya, adikku ini memang sedikit kasar. Ayo mengobrol sebentar denganku,” kata yang laki-laki. Javier terkesiap saat melihat mata mereka berdua. Mata mereka berwarna biru terang. Kebanyakan vampire yang mereka temui bermata cokelat atau biru gelap, nyaris terlihat berwarna hitam. Apalagi jika dilihat dari pakaiannya, mereka jelas bukan vampire biasa.
“Si…. Siapa kalian?” tanya Javier. Christian malah tidak memperhatikan kedua vampire di hadapannya. Perhatiannya malah terfokus ke pintu masuk bangunan itu. Entah kenapa ada sesuatu yang seakan menariknya agar segera masuk kesana.
“Aku Aron, dan ini Aria adik kembarku. Kami tinggal disini,” kata vampire yang lelaki. Sedangkan saudara kembarnya hanya mendecih kesal.
“A… Aku Javier Fauver dan ini Christian Fauver, kakakku….” Javier menyikut kakaknya yang sama sekali tak memperhatikan pembicaraan mereka itu.
“A… Ah, maafkan aku,” Christian seakan tersadar dari lamunannya.
“Ayo kita mengobrol sebentar, ada yang ingin kutanyakan,” kata Aron ceria.
"Ada apa didalam sana?” tanya Christian tiba-tiba.