Christian terbangun dengan kepala pening. Perlahan ia bangkit dari posisinya. Perlu beberapa saat baginya untuk menyadari kalau ia tidak sedang berada di kamarnya, kamar itu terlihat seperti kamar pada umumnya hanya saja dari perabotan yang ada, ia tahu kalau pemilik tempat ini bukan vampire biasa, bau obat-obatan cukup menyengat di hidungnya. Dimana dia?! Bahkan pakaiannya juga sudah diganti?! Ia turun dari ranjang dan menuju keluar kamar. Samar-samar ia mendengar suara orang di kamar sebelah, ia mencoba mengintip dari celah pintu.
“Bagaimana kondisi Lady Alicia, kakek?” Christian melihat gadis yang menggigitnya tadi terbaring sambil diperiksa oleh vampire tua yang sepertinya adalah kakek Aria dan Aron.
“Kurasa kita hanya bisa menunggu beliau sadar. Sebagian besar lukanya sudah sembuh, mungkin juga karena darah yang diminumnya tadi,” kata kakek itu. Tanpa sadar Christian meraba lehernya, meraba tempat gadis itu menggigitnya tadi.
“Ah, Milady!!” Ia kembali mengintip saat mendengar seruan Aria. Gadis itu terbangun dan duduk. Christian mengamati gadis itu. Rambut peraknya mencapai punggung dan matanya berwarna merah.
“Mana Austin?” tanya gadis itu. Ketiga vampire disebelahnya menggeleng.
“Milady, anda perlu istirahat,” kata kakek itu. Gadis itu menggeleng.
“Austin harus mati, aku tidak boleh bersantai disini!!” kata gadis itu lagi. Tapi tiba-tiba ia terdiam, pandangannya menuju ke pintu dan Christian baru menyadari kalau lagi-lagi kakinya terjebak di es sehingga ia tak bisa lari. Lalu pintu terbuka.
“Berani sekali vampire rendahan sepertimu menguping pembicaraan kami!!” bentak Aria.
“Ma….. maaf, aku…..”
“Kemarilah” kata gadis tadi.
“Tapi Milady—“
“Tidak apa-apa, Aria” gadis itu berusaha bangkit dari posisinya, Aron segera membantunya. Aria mendecih kesal, ia pun menarik Christian mendekat ke gadis yang sejak tadi dipanggil Milady itu.
“Siapa namamu?”Tanya gadis itu setelah ia duduk di tepi ranjang. Christian menelan ludah dengan gugup. Walau ia gadis yang cantik, tetapi ia bisa merasakan kalau ada aura mengerikan pada diri gadis itu. Tapi satu sisi ia juga merasakan perasaan aneh saat gadis itu menatapnya.
“Chris….. Christian Fauver….” kata Christian terbata.
“Ah….. Putra keluarga Fauver ya….. Tolong maafkan sikap Aria tadi,” kata gadis itu.
“Dan terima kasih untuk darahmu tadi,” gadis itu tersenyum. Entah kenapa Christian merasakan hangat pada hatinya. Wajahnya terasa panas. Perasaan apa ini?!
“Beraninya kau memandang Milady dengan pandangan menjijikkan begitu!!” Aria memukulnya dengan kesal.
“Aria, hentikan….” kata gadis itu. Aria langsung berhenti dan membungkuk hormat pada gadis itu. Siapa gadis itu sebenarnya?! Kenapa vampire bangsawan saja begitu patuh padanya?!
“Aku Alice, dan….. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Alice. Christian menggeleng. Tapi entah kenapa ia merasa begitu familiar dengan gadis itu.
“Ah, baiklah….. Sekali lagi terima kasih, kau boleh kembali ke rumahmu, Aron akan mengantarmu…. Tolong ya, Aron,” kata Alice. Aron hanya mengangguk patuh dan menarik Christian keluar. Sebenarnya Christian masih ingin berada disana. Entah kenapa ia masih ingin bersama gadis itu.
“Ayo, cepat!! ”kata Aron. Ia terpaksa mengikuti Aron.
“Boleh aku bertanya?”