THE TIGER'S BRIDE

Philein Sophia
Chapter #1

THE TIGER

1.   The TIGER

Tanah Phantera 467

Suara sayatan pedang saling bersautan, kedua kavalari saling beradu satu sama lain. Satu persatu tumbang, satu kelompok mendominasi peperangan. Hanya ada satu sosok tak tersentuh, dia pemimpin pasukan yang di takuti pihak lawan, gerakannya yang gesit dan kemampuan yang jauh melebihi semua orang dalam perang, menjadikannya monster menakutkan. Hingga satu tebasan terakhir mengenai dada sang pemberontak. Sosok itu berdiri tegak tanpa bergeming sedikitpun melihat tubuh – tubuh penuh darah terkapar begitu saja. Segera ia membawa pedangnya pergi meninggalkan tempat itu, para pengawalnya hanya sedikit yang terluka, sebenarnya itu bukan luka. Mereka menganggapnya hanya goresan kecil. Derap kaki kuda riuh mulai meninggalkan medan perang, sang pemimpin berada di baris terdepan, dengan setia diikuti oleh pasukan yang badannya tak kalah besar. Setelah menempuh beberapa ratus meter perjalanan, mereka tiba di sebuah camp periistirahatan di tengah hutan pinus.

Sang ketua turun dari kudanya, ia berjalan dengan gagah melalui barisan pasukan yang sudah berbaris menunggunya di camp. Dia memasuki tenda besar ditengah perkemahan, sosok lebih tua dengan muka penuh wibawa telah menunggunya dengan senyuman kebanggaan. Dia adalah Aero, Guru sekaligus sosok yang dijadikan panutan oleh si gagah tadi. Dia yang selama ini melatih ketangguhan sang pahlawan itu, meski ketangguhan pria gagah itu muncul dan ia asah dengan sendirinya. Ya, dia sudah bisa menduga dengan pasti sejak pasukan berkuda gagah itu memasuki Kawasan perkemahan, kemengan di medan perang pasti sudah di tangan.

“selamat datang kembali Tiger…”ungkapnya menyambut kedatangan sosok gagah tersebut.

“aku harap selama aku pergi tak ada masalah di sini.” Jawabnya sambil membalas uluran tangan yang lebih tua.

“tak ada yang lebih penting dari kedatanganmu dengan selamat. Semua di sini aman, termasuk raja dan orang-orang di kerajaan. Beliau sudah memerintahkan mu untuk segera menemuinya saat kau sudah kembali.” Jawab Aero

“baiklah, aku akan segera menemuinya…”

“Raja ada di Camp ini, beliau sedang berburu di hutan belakang. Sebentar lagi juga ia kembali, kau istirahatlah dulu sejenak sembari menunggunya. Kami sudah mempersiapkan kebutuhanmu di tenda.” Jawabnya

“baiklah kalau begitu, aku akan ke tendaku dulu…” ia segera bergegas meninggalkan tenda besar menuju tenda pribadinya yang letaknya di ujung paling belakang komplek perkemahan. Ia sengaja memilih tempat itu karena ia tak terlalu suka jika waktu pribadinya terganggu.

Selama ia berjalan melalui tenda-tenda lain, setiap prajurit yang berpapasan dengannya membungkukan diri tanda menghormati sosok gagah itu. Ia memang begitu disegani oleh kawanannya, dan begitu di takuti oleh musuhnya. Bukan hal tabu lagi seluruh pasukan beberapa kerajaan sekitar serta pasukan pemberontak mengetahui sosoknya. Dialah Tiger, yang hanya mendengar namanya pun membuat musuh ketar ketir. Pengalamannya dalam dunia perang, kemampuannya yang bagaikan iblis, serta kekuatannya yang tak tertandingi membuat semua orang lebih memilih mundur dari pada harus berhadapan langsung dengan sosok itu. Namun jika kita mengetahui lebih dekat, sosok yang terkenal sebagai monster itu adalah jelemaan dewa Yunani. Ya, sosok rupawan yang tercipta dengan sempurna, pahatan tubuhnya begitu megah tuhan ciptakan. Badan yang tinggi tegap, otot tubuh yang besar menunjukan kekuatan di setiap inci tubuhnya, warna kulit Tan yang dengan murni membalut tubuhnya, rambut hitam pekat seiring warna alisnya, bulu mata Panjang lentik membalur indah kelopak matanya, bola mata hitam kelam memancarkan sorot tajam bagai elang, hidung mancung sempurna, bibir dengan ketebalan yang sensual, serta suara bass yang menggema ketika ia berbicara, menyempurnakan ciptaan sosok yang biasa di sebut Tiger itu.

Xander Mahanta Narasimha, nama sosok sempurna yang kini sedang berdiri di tendanya dengan setengah telah melepaskan jubah perang bagian atasnya. Ya sosok yang sangat sempurna tersinari cahaya temaram dalam tenda. Tubuh kokohnya berbalut tato dari suku Dakota yang dulu melatihnya, tato harimau dan naga membalut punggungnya hingga beberapa motif sulur Suku Indian membalut tulang belikat depannya. Di lengan atasnya terpahat tato berlambang bulan dan pedang, serta lengan satunya terukir tulisan kuno suku Aro yang berarti Dewa kuat yang agung. Hampir tak ada satu pun yang mengetahui asal usul sang Tiger, kecuali satu orang terdekatnya yaitu guru sekaligus sosok yang kadang ia jadikan ayah, Aero. Ia pun tak begitu tahu detail siapa sesungguhnya Tiger itu, karena sudah menjadi rahasia Bersama, bahwa semua orang yang penasaran akan asal usulnya, hanya bisa berdiam diri tanpa berani mencari tahu.

Setelah membersihkan tubuhnya, Tiger segera keluar menuju tenda Kaisar, ia tadi mendengar pasukan pengawal raja yang berburu itu telah kembali. Ya, jika di hitung jalur pintu menuju hutan dengan tendanya itu memang cukup jauh bagi orang biasa, tapi karena ini adalah Xander, pendengaranya pun tak kalah sempurna dari rupanya. Tiba di tenda kaisar, ia diantar masuk oleh sekertaris kerajaan.

“Panglima sudah hadir baginda..”ungkap salah satu pengawal kerajaan

“bagus, segera suruh ia masuk..” jawab sang raja senang

“hormat baginda..”kata tiger sedikit membungkuk

“ah panglima bagaimana kabarmu,? Seperti biasa aku selalu bangga denganmu..”

“kabar saya baik baginda,.”

“tentu pasti, memang tak ada yang bisa menyentuhmu.. aku senang dengan kemenangan kita dalam merebut wilayah yang di ganggu pemberontak. Maka dari itu aku sudah menyediakan hadiah besarku untuk mu..” ungkapnya bangga

“terima kasih baginda, itu sudah kewajibanku.. anda tak perlu serepot itu .”

“oh tidak tidak, aku tidak repot sama sekali.. ini memang sudah ku rencanakan sejak kau dan pasukanmu bersiap. “

“baiklah kalua begitu, saya akan menagih hadiah saya. Saya pikir kerajaan sekarang sudah cukup aman. Beberapa pemberontak sudah kami atasi. Untuk para bandit kecil, aku akan membereskannya sendiri, jadi aku rasa tugasku sudah selsai.” Katanya membuka pembicaraan

“apa maksudmu Tiger?” tanya baginda heran sekaligus merasa janggal

“aku akan mengundurkan diri dari camp ini, bukan ijin libur seperti biasa yang aku lakukan. Tapi memang aku akan mengundurkan diri dari pasukan kerajaan.” Jawabnya tanpa ragu

“apa?!!!! Itu tak mungkin, kau ini adalah orang terbaik di kerajaan, pasukan elit mu sama tak tertandingi. Bagaimana bisa prajurit tanpa panglimanya.” Sang raja tak terima

“bisa, masih banyak jendral hebat lain jika kau lupa baginda, kemampuan mereka tak perlu di ragukan. Kehilangan satu oranng sepertiku tak terlalu berpengaruh. Lagi pula keadaan sudah aman. Aku hanya akan mengambil hak ku.”

“ah, tentu itu aku tahu. Tapi kau sama bernilainya dengan 1000 pasukan ku.”

“anda terlalu berlebihan. Tapi aku tetap dengan pilihanku.” Ujarnya mantap

“baiklah, jika itu memang keputusanmu. Kau punya hak atas dirimu. Tapi jika kau ingin kembali, kami selalu terbuka menerima mu jendral.” Jawab sang raja menyerah.

“ya. Terima kasih baginda, aku harap kau selalu sehat dan kerajaan dalam keadaan baik.” Kata Tiger

“kau akan pergi kemana setelah ini?”

“hanya kembali ke kastilku, aku akan mengambil waktu ku sejenak untuk beristirahat. Setelah itu, aku akan melakukan apa yang aku sukai.” Jawabnya

“baiklah kalau begitu, aku tak bisa melarangmu jendral. Tapi jika kau berkenan, pergilah esok pagi, sekarang istirahakan tubuhmu di sini. Setidaknya kau sudah menghabisi ratusan orang, tenaga mu harus pulih dulu sebelum kau kebali ke kastilmu.” Kata sang raja menyarankan jendral nya itu.

“baik baginda, kalau begitu aku permisi.”

“ya jendral, selamat beristirahat.” Tutupnya mengakhiri pertemuan mereka.

Tiger meninggalkan tenda kaisar, di tenda pribadinya sudah ada sosok Aero yang menunggunya.

“apa benar kau mengundurkan diri dari pasukan?” tanya nya langsung pada panglima kebanggaannya sekalikus sudah ia anggap seperti anak sendiri.

“ya, aku akan mengambil waktuku. Dan sementara akan kembali ke kastil.” Jawabnya pada sang guru

“bagaimana dengan pasukanmu.?”

“mereka sudah tahu, sebagian dari mereka akan tetap dalam pasukan kerajaan, sebagian mengambil waktunya sendiri. Tenang saja, aku masih dalam kerajaan ini.”

“aku tahu, syukurlah setidaknya aku masih tahu kabarmu. Apapun pilihanmu, aku akan mendukungnya. Kau memang perlu beristirahat dari peperangan. Aku sudah tak sabar untuk menggendong cucu haha..” candanya mencairkan suasana.

Lihat selengkapnya