THE TIGER'S BRIDE

Philein Sophia
Chapter #3

THE ROSE

3.The ROSE

Di Kerajaan

Semua orang hampir terlihat sibuk, beberapa sedang menyiapkan bunga-bunga yang di tata demikian rupa. Ini semua dilakukan untuk pesta kerajaan pangeran. Pangeran anak pertama dari Raja Lysias, yang akan merayakan kepulangan nya setelah melakukan perjalanan dari wilayah kerajaan di luar Phantera. Pangeran Elpis pria berperawakan tinggi, berkulit putih dan bertubuh ramping itu berniat merayakannya dengan mengundang tamu-tamu kerajaan dari semua kalangan, tapi hanya yang berusia muda saja yang diundang. Melihat dari seluruh persiapan kerajaan, meski pesta ini tak terlalu penting tapi persiapannya begitu megah. Semua tahu bahwa kerajaaan Phantera adalah kerajaan paling berkusa dan paling segalanya di banding kerajaan lain. Raja pun sangat memanjakan anak-anak Pangeran Elpis dan Putri Deli dengan kekayaan berlimpah yang seolah tak pernah habis.

“ayah.....” sapa Pangeran pada Raja yang sedang membaca di taman sayap kanan kerajaan.

“ada apa pangeran?” tanya nya

“persiapan pesta nya terlalu mewah ayah... ini hanya pesta untuk teman-temanku.” Ungkapnya

“ahahaha... ayah pikir ada apa. Ayah sengaja mengadakan pesta besar ini untuk menyambutmu, lagi pula ini seperti pesta lainnya. Dan kau akan mengundang banyak gadis.. tentu ini harus spesial.” Candanya

“terima kasih ayah, ayah memang yang terbaik..” ucapnya senang.

“tentu, untuk mu dan adikmu ayah akan memberikan yang terbaik.” Ucapnya sambil merangkul bahu sang anak, sayang.

Mereka berdua tertawa sambil menikmati pagi dengan secangkir teh bunga krisan. Apa yang lebih membuat Raja bahagia selain kerajaan megahnya yang berdiri kokoh, anak-anaknya yang bahagia, dan dirinya yang bisa hidup abadi. Dan itu akan tercapai sebentar lagi, uncapnya dalam hati.

           Undangan pesta sudah di sebarkan, banyak para bangsawan dan rakyat biasa yang merasa senang. Karena demi apa pun mereka di undang di pesta Pangeran yang megah. Tentu para gadis dan pria lajang di sana sangat antusias, karena bukan hanya ajang memamerkan kemewahan yang mereka punya saja. Tapi juga mereka bisa melihat beragam rupa dari orang-orang muda di kerajaan, bahkan bisa mendapatkan pasangan jika berhasil.

           Pangeran sendiri mengundang panglima kerajaan dan pasukan elit nya. Sebagai tanda ucapan terima kasih atas jasa mereka. Undangan berlapis emas dan taburan berlian itu terkhususkan untuk jendral hebat mereka Xander. Meski entah apakah jendral agung itu akan datang atau tidak, karena semua orang tahu sosok itu hampir tak tersentuh. Dan suatu kebanggaan tersendiri jika jendral Xander bisa menghadiri pesta mereka. Kebanggaan dan kepopuleran gelar mereka akan semakin melejit jika sosok gagah itu dengan  senang hati hadir. Tentu Xander hanya menghadiri acara yang menurutnya sangat penting dan memang ia merasa mau untuk hadir. Jika tidak, undangan-undangan mahal itu hanyalah lapisan kertas yang tak berguna.

 

Di kastil Utara Xander.

           Terdengar ocehan pria tampan yang merengek meminta sahabat batunya untuk datang. Ia dengan segenap jiwa raganya merayu Xander agar ikut hadir. Menurutnya mereka berdua adalah dua sejoli yang tak bisa di pisahkan. Akan lebih sempurna jika tokoh tampan itu hadir, pesona mereka tak tertandingi. Bahkan bisa mengalahkan aura pangeran, dan menurut Aashis itu sangat menyenangkan.

“apa kau tak ada kerjaan lain.?” Tanya Xander kesal yang sudah di ganggu sejak pagi oleh temannya itu.

“oh ayolah... kita bersenang-senang, bahkan kau tak tergabung lagi di pasukan, kau pasti akan merasa bosan.” Rayunya

“meski aku tak masuk di pasukan lagi, tapi aku punya kegiatan lain yang lebih berguna di banding kau yang merengek seperti anak gadis untuk meminta gaun.” Jawabnya

“terserah kau mau sebut aku apa.. kau tahu, jarang sekali kita bertemu dengan banyak gadis di kerajaan.” Belanya

“kau! Apa otakmu itu hanya memikirkan wanita?! Bahkan tak satupun wanita yang kau goda kau jadikan pasanganmu!!” Xander geram

“maka dari itu, aku harus menghadiri pesta ini. Siapa tahu belahan jiwaku ada di luar sana.” Ungkapnya merajuk. Dengan muka yang dibuat sesedih mungkin. Xander mual, ingin merematnya.

“hentikan rengekanmu! Jika tak ingat kau tumbuh dengan ku, aku sudah menghabisimu jauh-jauh hari.”

“hahaha... kau memang tak akan bisa menghabisiku, aku ini adalah sahabat hatimu...” ucapnya

“menjijikan.. enyahlah! Kau hanya mengganggu pagiku saja.”

“jika beruntung , Naresha pun akan hadir. Ya, meski dengan kekangan madam tua itu karena Naresha sudah dipinang pria botak!!” ucapnya kesal.

Mendengar nama gadis itu di sebut, cukup mengalihkan perhatian si tampan dari kesibukannya mengecek surat yang masuk.

“apa maksudmu Naresha di pinang pria lain?” tanya nya penasaran.

“ohooooooo.....ternyata ada yang jatuh cinta di sini.”godanya menyadari bahwa sahabat es nya itu tertarik pada Naresha.

“jawab aku, bisakah kau lebih serius!” Xander kesal

“hahaha... kau memang harus segera menikah. Emosi mu itu, ckckckck”

“Aashis! Salah satu singa ku belum ku beri makan, hm sepertinya memasukanmu sebagai kudapannya bukan ide yang buruk.”

“kau ini. Aku sahabatmu. Tenanglah,...” ia mengerucutkan bibirnya mendengar ancaman temannya

“...............................” Xander memandang tajam pada Aashis.

“tak seru menggodamu! Naresha ku dengar sudah di pinang oleh Jezen melalui madam Pavetta. Bahkan Jezen sudah mengunjungi kastil tua itu. Kudengar lamarannya sangat mahal karena setengah dari kekayaan Jezen di berikan pada Madam congkak itu.” Ucapnya menerangkan.

“jezen..?” tanyanya

“ya, pria yang setengah botak yang agak kuno. Bahkan aku tak suka dengan baju nya, ia selalu memakai kain rajut yang menggelikan...”

Xander merasa geram dan panas. Ia tak terima jika gadis lembut itu di jodohkan dengan pria yang bahkan tak bisa mengendarai kuda dengan benar. Dia semakin geram bahwa gadis itu seolah ditukar dengan kekayaan yang tak seberapa oleh bibi tua yang gila. Tanpa sadar tangannya mengepal dan buku tangannya terlihat memutih menahan amarah.

Aashis menyadari bahwa sahabat satu-satunya itu sudah terpikat dengan Naresha, ia senang meski bukan dirinya yang mendapatkan gadis cantik itu. Setidaknya sahabat nya yang mendapatkannya. Ia hanya merasa sedikit simpati dengan kehidupan sahabatnya yang ia tahu dari sejak berusia muda, Xander tumbuh tanpa orang tua. Maka dari itu ia selalu menggoda bahkan melakukan berbagai cara agar sahabatnya itu setidaknya merasakan kehangatan keluarga.

“apalagi yang kau tahu tentang Naresha?” tanya Xander dingin.

“Naresha sepertinya akan menghadiri pesta, meski tak tahu apakah madam itu akan mengawasi atau tidak. Menurut gosip yang menyebar, minggu depan akan diadakan pertunangan dengan Jezen.”

Xander semakin geram, ia sungguh ingin menghancurkan wanita tua itu karena dengan beraninya menyerahkan miliknya pada pria lain.

“baiklah, setidaknya kau cukup berguna dengan infomu..”

“jadi? Kau akan datang di pesta?” tanya nya antusias.

“hanya sebentar untuk menyelsaikan urusanku.”

           Aashis tersenyum senang, ini akan lebih menarik melihat sahabatnya bersikap seperti kebakaran jenggot. Bahkan selama ini ia tak sedikit pun pernah melihat sahabatnya itu memuja seorang wanita. Pernah ia mendengar Xander berhubungan dengan Freya, gadis seksi yang terkenal di kota sebagai penggoda. Ia yakin bahwa mereka tak jauh dari teman kencan biasa. Buktinya tak sekalipun ia pernah melihat mereka bersama.

................................

           Di kastil tua Lynnel terlihat madam Pavetta sibuk membereskan sekotak mutiara oleh-oleh dari Jezen yang sudah berwisata ke pantai selatan. Katanya itu mutiara yang sangat mahal, dan Jezen ingat dengan calon pengantinnya tak lupa ia juga memberikan sekotak untuk sang calon bibi, agar ia dapat mendekati calon pengantinnya kapanpun. Tentu madam Pavetta dengan senang hati menerimanya.

“panggilkan Naresha...” perintahnya pada Ago

“baik nyonya...”

Tak lama kemudian Naresha datang ke kamar besar dengan nuansa hijau tua itu, terlihat sangat gelap.

“ada apa bibi memanggilku?” tanyanya

“malam ini ada pesta di kerajaan, kau boleh menghadirinya..” ucapnya

“apa bibi akan ikut bersamaku?” tanyanya lagi

“tidak, kau pergi dengan Bone. Tapi bukan berarti kau bebas begitu saja.”

“apa itu tak masalah?” tanya nya lagi

“tidak jika kau tidak membuat masalah. Kau tau bukan, bahwa kau sebentar lagi akan terikat dengan Jezen, jadi hindari laki-laki yang menggodamu. Apa kau mengerti?!”

“ya aku mengerti bibi..” jawabnya datar. Meski sebenarnya dia tak suka pesta, tapi jika ia menolak sang bibi pasti akan terus mengomel hingga esok hari.

Lagi pula ini bagus, setidaknya ia bisa mengetahui batu Rubby yang ia cari. Pasti Lysias menyimpannya di kerajaannya.

.................

Malam Pesta Di Kerajaan.

Lihat selengkapnya