THE TOXIC ASSET

IGN Indra
Chapter #39

BAB 38

Dua minggu sebelum acara lelang amal Adrian adalah periode paling aneh dan paling intens dalam hidupku. Duniaku terbelah menjadi tiga.

Dunia pertama adalah panggung publik. Di sana, aku adalah Aletta Virmana, CEO yang tangguh, yang berhasil melewati badai skandal dan kini memimpin perusahaannya dengan tangan yang lebih kuat. Proyek Sentosa, di bawah "pengawasan ketat"-ku, menghasilkan kemajuan yang spektakuler. Citra perusahaanku perlahan pulih. Aku adalah seorang penyintas.

Dunia kedua adalah dunia rahasiaku di kantor. Di sana, aku adalah seorang kepala intelijen. Setiap hari pukul enam sore, aku menerima laporan terenkripsi dari penyelidikku. Laporan pengawasan terhadap Adrian dan Darmawan. Laporan audio dari rumah Astuti Dirgantara. Aku mempelajari pola hidup musuh-musuhku, mencari kelemahan, menunggu momen yang tepat. Aku adalah seorang predator yang sabar.

Dan dunia ketiga... dunia ketiga adalah yang paling gelap. Itu adalah dunia yang kubangun bersama Reno.

Kami membutuhkan sebuah bengkel, sebuah laboratorium yang aman dan tidak terlacak. Menggunakannya di kantorku terlalu berisiko. Menggunakannya di apartemenku terasa seperti sebuah penodaan. Jadi, aku menggunakan sumber dayaku. Aku menemukan ruang arsip yang sudah tidak terpakai di lantai basement salah satu gedung properti lama milik perusahaan di Jakarta Barat. Ruangan tanpa jendela, penuh dengan rak-rak besi yang berdebu dan bau kertas tua. Tempat ini sempurna. Terlupakan dan tersembunyi. Inilah tempat kami akan menciptakan kebohongan kami.

Kami bekerja di malam hari, setelah semua orang pulang. Aku akan menyetir sendiri ke sana, memastikan tidak ada yang mengikutiku. Reno akan datang setengah jam kemudian dengan ojek online. Kami bertemu seperti dua konspirator dalam film mata-mata murahan.

Aku menjalankan peranku sebagai fasilitator. Aku menggunakan koneksiku untuk mendapatkan bahan-bahan yang kami butuhkan. Melalui seorang kurator seni yang berutang budi padaku, aku berhasil mendapatkan sampel kertas buatan tangan dari Prancis dari tahun 1950-an. Melalui seorang ahli kimia di divisi R&D salah satu anak perusahaanku, aku mendapatkan analisis komposisi tinta yang digunakan di Eropa pasca-Perang Dunia II. Aku adalah seorang quartermaster untuk perang disinformasi kami.

Sementara aku menyediakan amunisinya, Reno adalah sang ahli senjata.

Menyaksikannya bekerja terasa menakutkan sekaligus memukau. Dia mengubah ruang arsip yang berdebu itu menjadi studio seorang pemalsu ulung. Dia membawa lampu-lampu khusus, kaca pembesar, dan setumpuk buku tentang sejarah seni. Dia bukan sekadar meniru; dia menghidupkan kembali sebuah era.

Lihat selengkapnya