THE TOXIC ASSET

IGN Indra
Chapter #56

EPILOG

Satu tahun kemudian.

Nama Aletta Virmana sudah menjadi hantu. Menjadi legenda peringatan yang sesekali masih dibisikkan di ruang-ruang rapat di Jakarta, studi kasus yang diajarkan di sekolah-sekolah bisnis tentang bagaimana seorang titan bisa jatuh begitu cepat. Tapi orangnya sendiri, wujud fisiknya, telah lenyap. Ditelan oleh keheningan.

Aku kini dikenal sebagai Alina. Hanya Alina. Tidak ada nama keluarga. Tidak ada sejarah. Aku tinggal di sebuah paviliun kayu sederhana yang disewakan oleh seorang janda tua di sebuah desa nelayan di pesisir Banten yang bahkan tidak ada di peta wisata. Duniaku kini menyusut menjadi seluas jangkauan suara ombak. Pagi hari aku membantu Ibu Tati, pemilik paviliun, mengurus kebunnya. Siang hari aku membaca buku-buku filsafat yang kupinjam dari perpustakaan desa. Sore hari aku berjalan di sepanjang pantai saat air surut.

Aku tidak memiliki ponsel. Aku tidak memiliki laptop. Aku membayar semuanya dengan uang tunai. Aku telah berhasil melakukan sesuatu yang kuanggap mustahil: aku telah menghapus diriku sendiri.

Setiap beberapa bulan, sebuah surat datang untukku, dikirim ke kantor pos desa. Itu selalu dari Daniel. Dia adalah satu-satunya benang tipis yang masih menghubungkanku dengan duniaku yang lama. Aku mengizinkannya, bukan karena aku merindukan dunia itu, tapi karena rasa ingin tahu yang dingin, seperti seorang ilmuwan yang sesekali memeriksa perkembangan kultur bakteri yang telah ia tinggalkan di cawan petri.

Surat terbarunya tiba pagi ini. Aku membacanya sambil minum kopi hitam di warung pinggir pantai.

Isinya seperti biasa, ringkas dan sedikit melankolis. AV Corp, yang kini telah ia ganti namanya menjadi 'Nusa Kreasi', berjalan stabil di bawah kepemimpinannya. Dia seorang manajer yang baik, seorang penjaga yang setia. Bukan seorang pembangun kerajaan sepertiku, tapi mungkin memang itu yang dibutuhkan perusahaan setelah badai.

Dia menulis tentang Adrian. Setelah skandal lelang itu, ditambah dengan beberapa "kebocoran" strategis lebih lanjut yang entah bagaimana terjadi setelah kepergianku, Adrian Laksmana menjadi paria. Dia menjual lukisan itu dengan kerugian besar. Dia mengundurkan diri dari semua posisi dewannya. Dia kini hidup menyendiri di salah satu vilanya di Eropa, seorang Raja yang diasingkan dari kerajaannya sendiri. Hancur.

Lihat selengkapnya