Blurb
"Apollo rasa ini saatnya dia melakukan sesuatu yang bermartabat. Lagi pula, pada misi menghadapi kematian kali ini, dia dan Meg akan ditemani putra Hades, Nico di Angelo, dan Will, anak Apollo yang bisa berpendar dalam gelap.
Bagaimana akhir petualangannya sebagai manusia? Ah, rasanya seperti menjawab soal dengan pilihan ganda saja.
A. Nero menang dan satu Manhattan gosong dibakar api Yunani.
B. Nero kalah dan Apollo harus menghadapi musuh abadinya, Phyton, dan mati dililit atau digigit. Atau,
C. Nero kalah, Phyton menyemprotkan bisa mematikan, dan Apollo yang tengah sekarat membuat Zeus iba dan mengangkatnya kembali menjadi dewa agar bisa mengalahkan si ular. (Yang kemungkinannya sama besar dengan persentasi Apollo bisa mengencani Reyna si Pemburu Artemis: 0.00000001%.)
AAARGH! Kenapa tidak ada pilihan D? Bahwa semua ini cuma mimpi dan Apollo hanya tengah tertidur di ranjang empuknya di Olympus, menikmati istirahat sebelum berkeliling menyinari dunia dengan mataharinya?
Keunggulan Buku
"Aku memang menyukai cara Rick membangun cerita dan menyampaikannya dalam wujud petualangan dan pelajaran hidup sekaligus. Penggunaan plot seorang manusia yang dulunya adalah dewa untuk membangkitkan rasa haru dan keprihatinan bukanlah sesuatu yang terlalu unik, tapi berhasil disuguhkan dengan sangat ahli dan menghibur. Sementara Apollo belajar cara menjadi manusia yang tidak memiliki kekuatan apa-apa, dia juga belajar cara menerima bantuan dan kebutuhan untuk berusaha demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Sikap tidak mementingkan diri sendiri adalah hal tersulit untuk dipahami siapa pun, baik oleh manusia ataupun dewa."
—geeksofdoom.com
"Siapa pun yang menyukai petualangan akan menikmati kisah ini—bahkan meski mereka tidak tahu apa-apa tentang mitologi Yunani/Romawi atau belum membaca buku-buku sebelumnya dari seri ini."
—Ronica Wahi, dailypioneer.com
"Yang paling kusukai dari kisah-kisah yang ditulis Rick Riordan adalah keseimbangan sempurna yang tercapai dari gabungan humor dan cerita yang menyayat hati, dan The Burning Maze merepresentasikan semua itu. Para dewa, demigod, dan monster bisa jadi bersikap konyol (blemmyae, contohnya), tapi tidak menanggapi kekuatan yang mereka miliki dengan serius bisa berakibat fatal.
Apollo menghadapi banyak misi dalam The Burning Maze dan semua itu dia lalui bukannya tanpa cedera. Buku ini adalah pengingat sejauh mana Apollo telah berubah—dan sejauh apa lagi dia harus membuktikan diri. Jadi, jangan harap kau bisa menyelesaikannya tanpa menjatuhkan setetes atau dua tetes air mata."
—hypable.com
"Ciri khas Rick sangat berlimpah dalam buku ini—adegan aksi tingkat tinggi dengan momen-momen konyol yang menyulut tawa dalam setiap halamannya. Lewat karakter Apollo, Rick baru saja menciptakan saingan berat bagi Percy Jackson sendiri."
—indulgeexpress.com
"Rick menciptakan keseimbangan yang bagus antara humor dan petualangan yang dapat dinikmati siapa pun."
—Amazon
"Ini adalah kisah tentang bahaya, petualangan, persahabatan, dan perjalanan emosional yang membuat pembaca tertawa, menangis, dan menginginkan lebih banyak lagi."
—The Guardian
"Aku menyukai petualangan yang disajikan, humornya, dan setumpuk referensi tentang Mitologi Yunani, yang semuanya berkaitan dengan cerita. Tapi, yang paling membuatku kagum adalah bagaimana karakter Apollo berkembang. Dia mengekspresikan penyesalan dan rasa bersalah dan bahkan semangat, tapi kesombongannya tidak ikut lenyap dan aku senang dengan fakta itu, karena dia masih harus bisa dikenali sebagai Apollo.""