Decitan mobil terdengar disebuah rumah mewah, tanda mobil itu berhenti. Siang ini Elro dan sekeluarga sampai di rumah baru mereka.
Dengan kacamata hitamnya Elro keluar dari mobil. Ia memasukkan tangan ke saku celananya, dan tersenyum melihat rumah didepannya. Besar.
"Woah... Rumahnya besar!" pekik Aqilla senang.
Austin tersenyum, "Iya dong... Apapun yang buat kamu nyaman, papa beliin," Austin mengusap lembut rambut anaknya.
Mereka tersenyum melihat rumah baru yang akan mereka tinggali, "Ayo, masuk!" ucap Dara yang tidak sabar melihat isi dalam rumah. Aqilla pun mengangguk setuju.
Sedangkan Elro memperhatikan sekelilingnya, dilihat sekitarnya sekarang sepi. Maklum, sekarang adalah jam kerja jadi suasana ini sangat biasa bagi sebuah komplek. Elro mengeluarkan handphone dari saku, mengetik sesuatu untuk mamanya. Lalu masuk kembali ke mobil. Ia hanya ingin keluar sebentar, menghapal seluk beluk komplek ini dan mencari teman-ekhm, sekalian cuci mata.
Setelah berkutat dengan setir mobil, akhirnya Elro memutuskan untuk berhenti disebuah kafe diantara semua ruko. Kafe ini sedikit menarik perhatiannya karna ada beberapa lampu kecil ditempel di dinding. Aahh... Jika di malam hari pasti akan sangat indah. Setelah masuk, ia memilih meja untuknya duduk.
"Permisi, mau pesan apa?" ucap seorang pelayan perempuan yang tersenyum Malu-malu kearah Elro. Tentu saja karna Elro tampan.
Elro tersenyum, sudah biasa menghadapi sikap perempuan padanya, "Juz Alpukat satu," pelayan itu sedikit menunduk lalu beranjak pergi.
Elro memalingkan wajah saat ada dua orang yang masuk, mereka terlihat sedikit berisik tak heran kalau beberapa pasang mata mengarah pada mereka. Sedikit-sedikit Elro mendengar percakapan mereka.
"Gw duduk disana," ucap seorang perempuan yang disamping lelaki.
"Eh, fotoin gue pas lagi akting," ucap sang lelaki mencekal tangan si perempuan.
"Satu foto goceng."
Kavin mendecak, "Pilih kasih lu..."
Seketika Kamel menatap kearah belakang Kavin, ia mengangkat tangannya, "Iya Tan, aku kesana!"