"Ya Ann? Ini gue baru mendarat, lagi ngantri beli kopi. Kenapa?"
Raya yang baru saja mendapatkan segelas kopinya pun berterimakasih pada sang pegawai.
"Hah? Sekarang? Perasaan tadi pak Rino bilang gue boleh libur hari ini. Besok baru masuk kantor."
Raya memutar bola matanya malas mendengar perkataan Anny rekan satu divisinya yang berada di seberang sana.
"Oke, gue bakal langsung ke kan-Argh! Maaf-maaf, saya nggak sengaja."
Pekik Raya panik saat dirinya tidak sengaja menabrak seorang pria dan sialnya kopi yang dirinya beli tadi tumpah di baju pria tersebut.
"Ann, gue telepon lagi nanti!"
Setelah memasukan ponselnya kedalam saku celana. Kini Raya menatap pria di depannya penuh dengan rasa bersalah teramat.
"Aduh pak, maaf. Saya nggak sengaja." Ucap Raya sambil mengelap tumpahan kopi pada baju sang pria dengan tisu miliknya. Namun nihil, noda itu sudah menempel pada baju si pria dan menimbulkan bercak cokelat kopi.
Raya dapat mendengar pria di hadapannya ini menghela nafas panjang.
"Nggak apa-apa. Lain kali kamu harus lebih berhati-hati lagi, Nona."
Raya pun menganggukan kepalanya sambil menggigit bibir bagian dalamnya saat melihat pelakat dan bar yang menempel pada baju dan pundak pria di hadapannya.
'Mampus yang gue tabrak berpangkat captain!'
"Eh, apa bapak ada jadwal sekarang ini? Kalau nggak, mungkin saya bisa cuci sebentar seragam bapak sebagai tanda permintaan maaf saya?" Tawar Raya yang dalam hati berharap agar pria di hadapannya ini menyetujui sarannya.
Pria yang di tabrak Raya pun terdiam sesaat, sebelum dirinya menganggukan kepala setuju dan membuat Raya menghela nafas lega. Kini Raya dan pria tersebut pun berjalan beriringan menuju sebuah runagan yang Raya ketahui merupakan tempat beristirahat pramugari, pramugara, pilot dan co-pilot.