"Iya mah, Gio tau."
"Iya. Nanti Gio beliin buat Stefi."
"Iya mah. Ok."
Setelah sambungan telepon terputus, Sergio memasukan kembali ponselnya kedalam saku celana jeans dan melangkahkan kakinya kembali menyusuri pusat perbelanjaan terbesar di kota Jakarta ini.
Langkah kakinya terhenti tidak jauh dari toko tas yang di penuhi para pembeli mayoritas kaum hawa.
"Hah, kalau begini nanti aja beli nya. Sehabis makan siang dan cari koper."
Sergio pun melangkahkan kakinya meninggalkan toko tas itu, mencari restoran untuk dirinya menuntaskan jadwal makan siang.
Siang ini dirinya memilih untuk memasuki sebuah restoran makanan khas betawi yang terlihat cukup ramai di penuhi para pegawai kantoran yang menghabiskan waktu makan siang mereka. Tatapan Sergio pun melalang buana mencari tempat meja kosong yang dapat dirinya tempati.
"Selamat siang mas. Mau pesan apa dan untuk berapa orang?" Tanya weiters menghampiri Sergio yang terlihat sedikit kebingungan.
"Ah, saya mau pesan satu paket soto betawi dengan nasi dan es teh manis untuk satu orang saja." Jawab Sergio dan diangguki sang weiters yang langsung menulis pesannya di kertas.
"Baik, ah tapi maaf mas, untuk saat ini nggak ada tempat yang kosong. Apa mas mau ikut waiting list?"
Sergio terlihat terdiam sesaat, dirinya melihat-lihat lagi sekelilingnya dan tatapan matany tertuju pada sebuah kursi yang kosong namun dengan beberapa piring ada di atasnya.
"Itu kosong mba? Apa masih ada orangnya?" Tanya Sergio sambil menunjuk kearah meja yang dilihatnya tadi.
"Ah itu ada orangnya mas, maaf. Kebetulan si mba nya baru jalan kebelakang."
Sergio pun menganggukan kepalanya mengikuti arah kemana sang waiters tunjukan. Saat itu juga Sergio melihat sosok perempuan yang tidak begitu asing di matanya baru saja keluar dari dalam toilet.
"Itu mas, si mba nya. Apa mau saya tanyain?"
Sergio menaikan sebelah alisnya saat sang waiters menunjuk kearah perempuan yang dirinya lihat tadi. Belum juga Sergio menjawab pertanyaan sang waiters, namun waiters itu sudah lebih dulu berjalan menghampiri perempuan itu.
Sergio pun menghela nafasnya panjang lalu berjalan menghampiri sang waiters dan perempuan yang terihat tidak asing dimatanya itu.