The Unseen Kingdom

Al Balinda Ulin Dya
Chapter #7

Mendapat Hadiah Gelang Permata

Beberapa jam sebelum keberangkatanku ke China, aku bangun pagi-pagi sekali dan bergegas menemui Ibu yang sudah ada didapur. Sudah dua hari berlalu semenjak pertemuanku dengan Avraam dan dimulai dengan kesalahpahaman karena permintaan Ibuku.

“Aku hanya ingin kau bahagia, Laika,” ujar Ibuku sambil sesenggukan. Aku merasa bersalah karena sudah membahas soal permintaan Ibuku kepada Avraam. Aku genggam tangan Ibuku berusaha menenangkannya.

“Mom, sudah cukup aku memilikimu. Aku seperti memiliki dunia dengan seluruh isinya,” ucapku malah semakin membuat Ibuku terisak-isak. Aku langsung beranjak dan menghampirinya. Memeluknya erat.

“Ibu pikir, kalian saling mencintai. Ibu hanya ingin membantu supaya kalian bisa bersatu,” ujar Ibuku lugu dan polos. Aku pun langsung terkekeh dibuatnya.

“Kali ini biarkan aku yang mengurusnya sendiri, Mom. Percayalah padaku. Aku tahu kau sangat menyukai Avraam. Aku pun menyukainya. Tapi, bukankah kami butuh waktu lagi untuk saling mengenal, Mom,” jelasku sambil tersenyum kepada Ibu.

Ibuku memperhatikanku dengan wajah sembabnya. “Oh, bayiku ternyata sudah besar, ya?” ujarnya semakin terisak-isak.

Nyonya Darwis yang mendengar tangisan Ibu langsung menghambur kedalam dapur.

“Kau apakan Ibumu, Nak?!” seru Nyonya Darwis mendekat dan disusul oleh Bibi Elena.

“Tidak ada, Nyonya. Ini hanya obrolan antara Ibu dan anak,” jawabku.

“Tapi, kenapa dia menangis sesenggukan seperti ini? Apa kau tidak apa-apa, Alla?” tanya Bibi Elena kepada Ibu.

“Tidak apa-apa, Elena, Darwis. Aku tidak apa-apa. Aku hanya sedih karena sebentar lagi Laika akan pergi lagi meninggalkanku,” ucap Ibu sambil mengelap ingusnya.

“Kau sangat berlebihan, Alla. Bukankah Laika sudah sering bepergian seperti ini?” tanya Bibi Elena yang kemudian duduk disamping Ibu.

“Entahlah. Hanya saja, Avraam ikut pergi bersamanya. Aku merasa Laika sedang dibawa pergi oleh suaminya,”

“Oh, Mom!!!”

***

Lihat selengkapnya