The Vampire Fallen For CEO

NC518
Chapter #7

7. Meet the Love

“Aaauuu!!!” suara serigala yang jauh di hutan, mengisi sunyinya malam di Desa Lago.

—Its Time—

“Bulan purnama,” kataku sambil menatap bulan.

“Kenapa harus malam ini? Malam dimana aku bertugas dengan teman-temanku? Ada Layzal the smart detective, Roni super kepo assistant detective, dan Leni, well she doesn't really care. Apalagi kalau ada Darcia, semuanya dia lupa,” kataku dalam hati.

“Leni!”

“Iya, Sis?”

“Len, kamu berpatroli ke arah barat, biar aku ke arah selatan. Nanti kalau sudah kamu langsung pulang saja.”

“Kamu juga langsung pulang, Sis?”

“Iya. Sampai bertemu di rumah dan kalau ada apa-apa hubungi aku, Layzal, atau Roni. Ok?”

“Siap, Sis!”

Kemudian kami berpencar.

“Sekarang kemana aku harus pergi mencari mangsa? Para warga desa juga berada di dalam rumah. Tidak mungkin aku nyelonong masuk ke kamar dan menggigit mereka yang sedang tidur. Ya, kalau mereka sedang tidur, tapi kalau tidak? Pergi ke pasar saja deh!” Aku menghilang pergi ke pasar.

***

“Pucuk dicinta ulam tiba,” aku melihat dua pencuri di toko perhiasan. 

“Cepat ambil semua perhiasannya!” kata pencuri satu.

“Iya, ini tas sudah mau penuh. Duit yang di laci sudah diambil apa belum?” tanya pencuri dua.

“Sudah.”

“Ok, semuanya sudah di ambil. Ayo, kita pergi sekarang!” kata pencuri satu.

Mereka bergegas menuju mobil dan langsung ngegas mobil nya sekencang mungkin.

“Hahaha, Bro, kita akan kaya raya,” kata pencuri satu.

Mereka berdua tertawa bahagia di dalam mobil sambil mendengarkan musik dangdut. Mereka terlalu bahagia, sampai tidak sadar ada aku yang duduk di kursi belakang berwajah setan. Aku mengulurkan tanganku yang berkuku panjang mematikan ke depan. Kemudian mereka berdua menoleh ke belakang, “aaaaa!” mereka berteriak dan hilang kendali, sehingga mobilnya menabrak pembatas jalan. Mereka pingsan dan aku segera menggigitnya.

“Akhirnya, aku kenyang! Sorry brothers, anggap saja life is more painful than death. Selain itu, kalian harus berterima kasih karena tidak di penjara,” kataku yang berlumur darah. Setelah membunuh mereka, aku menghilang pergi ke sungai dan membersihkan diri sebelum pulang kerumah.

*** 

“Ela! Kamu dari mana? Dari tadi kita mencarimu,” Layzal panik.

“Zal, tidak usah panik. Aku baik-baik saja, tadi aku nyasar. Lihat ni, aku tahu arah pulang. Maafkan aku ya teman-teman, hehehe.”

“Sudah malam istirahat dulu gih!” 

Yes, Sir! Kamu juga selamat beristirahat.”

Aku pun segera menuju kamar dan beristirahat. Sedangkan Leni menggelengkan kepalanya, karena aku tidak meminta tolong kepadanya.

Aku berbaring di atas tempat tidur. Dalam benakku berkata, “Mama, lihat anakmu yang hidup penuh dengan kebohongan. Just like you Mother, living with lies.” 

***

“Knock knock knock,” suara ketukan pintu. Kemudian terdengar suara, “Pak Layzal, Pak Layzal!” seseorang memanggil Layzal.

Layzal membuka pintu dan berkata, “selamat pagi, Pak Din. Ada yang bisa saya bantu?”

Lihat selengkapnya