Adinata menghadiri konferensi internasional yang dilaksanakan di Patung Merlion, Singapura. Konferensi bertajuk pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui teknologi hijau terbarukan yang melindungi segala ekosistem di wilayah asia termasuk Indonesia. Perwakilan Indonesia oleh menteri kehutanan dan lingkungan hidup, Sugianto Abdullah.
Selama konferensi berlangsung, Sugianto banyak menyoroti bagaimana sistem dan penerapan teknologi hijau khususnya di Indonesia masih belum merata tapi secara garis besar di Kalimantan sudah terkelola dengan baik. Ia mengklaim bahwa saat ini Indonesia sangat berpeluang besar menghasilkan generasi muda yang cinta lingkungan. Adinata tertawa kecil karena ia sudah tahu sedari awal apa yang dikatakan oleh menteri kehutanan itu sepenuhnya bualan dan omong kosong belaka.
Adinata diam-diam menyalakan mode perekam suara pada ponselnya dan dletakkan secara terbalik di atas meja.
“Baik, to the point. Anda selaku investor dari Singapura telah bersilaturahmi terhadap menteri-menteri di Indonesia, hampir seluruhnya Anda kenal, bukan? Jadi Anda tidak asing lagi dengan Sugianto Abdullah.”
“Benar sekali. Apa yang mau kamu tahu tentang Sugianto Abdullah?”
“Apakah Anda memiliki hubungan khusus dengan menteri kehutanan dan lingkungan hidup itu?”
“Saya tidak punya hubungan khusus apa pun dengan semua orang termasuk Sugianto ini. Bisa dikatakan hanya sebagai partner saja yang memberi kesempatan untuk memperluas koneksi saya.”
“Akhir-akhir ini Anda sering berkunjung ke Indonesia. Apa alasan yang mendasari Anda untuk datang ke Indonesia?”
“Alasan? Sepertinya itu kurang tepat. Tujuan. Ya, tujuan saya ke Indonesia untuk berwisata, mengenali budaya multikultural di Indonesia serta—”
“Membeli saham untuk keuntungan bersama dalam proyek tambang nikel di Kalimantan?”