SERENADE

Julia Rosela Kapisa
Chapter #1

PROLOG

Boston, 9 Maret

Nath, bukankah Bali itu menyenangkan? Bahkan lebih menyenangkan dari kota yang justru mempertemukan kita. Seperti yang selalu kukatakan, aku selalu ingin menjadi bagian dari Bali. Sunset, Jimbaran, Kintamani, riuh ombak di malam hari, lumba-lumba, festival layang-layang, dan tentu saja, kamu. Bali selalu membuatku betah, Nath. Lalu kamu datang. Membuatku ingin sekali tinggal lebih lama. Tapi di belahan bumi yang lain, banyak mimpi yang menunggu untuk kugapai. Banyak janji kehidupan yang harus segera kutepati. Dan kamu, Nath, bagian paling istimewa dari perjalanan ini. Kamu seperti rumah untukku.

Nath, aku benci harus menulis ini. Aku benci harus membuatmu bingung. Tapi Acha benar. Tak baik menyimpan rahasia paling menggetirkan itu sendirian. Terlalu lama dan tanpa melibatkanmu.

Kamu tahu Nath? Sampai detik ini, aku masih suka sekali bertanya-tanya, menerka-nerka bagaimana takdir bisa semenarik ini? Mengapa harus ada cerita serumit ini? Mengapa harus aku dan kamu yang menjadi tokoh utama di dalamnya?

Akhir-akhir ini, aku sering sekali melamun di tengah pekerjaanku. Atau lupa mematikan pendingin ruangan saat suhu di Boston bahkan jauh di bawah nol derajat celcius. Aku memikirkanmu, Nath. Aku memikirkanmu dan sekuntum perasaan yang tak pernah sanggup kuutarakan. Aku menyesali diriku sendiri dan ribuan kalimat selamat tinggal yang tanpa sempat terucap. Fakta bahwa kamu adalah kakak kelas paling diidolakan banyak gadis di sekolah selalu berhasil membuatku lantas menjadi pecundang paling bodoh di muka bumi ini.

Aku menyayangimu, Nath. Jauh sebelum aku tahu manusia penyuka susu strawberry yang selalu membenci bau durian itu adalah pemetik ukulele paling dinanti-nanti seluruh gadis di sekolah. Jauh sebelum kita bertemu di konser musik. Jauh sebelum kamu bercerita tentang sunset paling romantis di Pantai Jimbaran. Nath, aku benar-benar mencintaimu.

Lihat selengkapnya