"Selagi masih bisa dipertahankan tidak ada salahnya untuk memberi kesempatan. Namun saat kesempatan justru disalahgunakan. Masikah bertahan menjadi pilihan."
"Mir, aku mohon beri aku kesempatan sekali lagi. Aku sudah memutuskan hubungan dengan wanita itu. Aku cinta sama kamu Mir, aku ingin memulai semua dari awal bersama kamu. Aku mohon!" Adam bersimpuh di hadapan Almira menyesali perbuatannya.
Almira menatap Adam sedih, tanpa ada niat sedikitpun untuk berbicara. Hati Almira terlalu sakit menghadapi kenyataan pengkhiantan Adam. Pria yang pernah dia perjuangkan mati - matian. Sampai harus menentang kedua orang tuanya.
Meski dalam hati Almira mengakui masih sangat mencintai suaminya itu, tapi bila terbayang perselingkuhannya dengan wanita itu. Hati Almira dipenuhi amarah dan rasa jijik. Bila terbayang sang suami bercumbu dengan wanita itu.
Almira ingin mengakhiri semuanya jika saja bercerai itu bukanlah dosa. Tapi bertahan pun rasanya sangat menyakitkan. Almira akan mencobanya sekali lagi memberi Adam kesempatan untuk memperbaiki semuanya demi menghindari dosa perceraian.
"Oke, aku akan memberi kamu satu kesempatan Mas, manfaatkan ini sebaik mungkin. Jangan pernah mengulangi kesalahan ini lagi. Jika kesempatan yang diberikan disalahgunakan. Jangan berharap bertahan menjadi pilihan. Karena saat itu juga aku akan pergi dari kehidupan kamu dan mengakhiri semuanya."
"Aku janji Mir, kita akan mulai semuanya dari awal." Adam mengecup tangan Almira, terlihat sangat lega mendengar keputusan sang istri.
Namun kebahagiaan itu tak bertahan lama. Satu minggu setelah keputusan Almira untuk memberi Adam kesempatan. Harus hancur saat wanita selingkuhan Adam datang ke rumah menemui Almira.
"Kamu siapa?" ujar Almira menatap wanita yang ada dihadapannya saat ini.
"Aku Anjani," ucap wanita itu mengulurkan tangan pada Almira yang menyambut uluran tangan itu dengan senang hati sembari bertanya dalam hati. Tentang siapa wanita berpenampilan menor ini, yang dia yakin dengan baik bukan seseorang yang dikenalnya.
"Anjani? Ada keperluan apa ke sini? Sepertinya kita tidak saling mengenal?" Almira membuka pembicaraan.
"Kita memang tidak saling mengenal, tapi kita berbagi pria yang sama," ujar Anjani misterius. Hari ini dia sengaja datang ke rumah Adam untuk melihat langsung seperti apa sosok Almira isti Adam yang sangat dia cintai itu. Sampai rela memutuskan hubungan terlarang mereka.
Anjani mendengkus, melihat wanita bertubuh tambun dihadapannya saat ini. Yang tidak ada apa - apanya dibanding dirinya. Bagaimana mungkin Adam memilih meninggalkannya yang jauh lebih menggoda. Demi wanita membosankan berwajah standart ini.
"Kita lihat, apa dia akan memaafkan kamu Dam? Kalau dia tahu aku sedang mengandung anak kamu," gumam Anjani dalam hati mengusap perutnya pelan.
"Tunggu, apa maksud kamu dengan berbagi pria yang sama?" Almira merasa tak paham dengan perkataan wanita itu.
"Kamu tidak tahu, atau sengaja pura - pura nggak tahu? Bukankah semuanya sudah jelas. Berbagi pria yang sama di sini berarti suami kamu, suami aku juga. Eh, salah. Maksud aku suami kamu itu adalah kekasihku," ujar Anjani tak tahu malu.
"Apa?Jadi kamu wanita itu, selingkuhan Mas Adam!" seru Almira Rp lemas, merasa tak percaya dengan apa yang didengarnya. Wanita itu selingkuhan Adam suaminya, dengan tidak tahu malunya datang ke sini. Dan berada tepat dihadapannya saat ini.
"Untuk apa kamu datang ke sini? Bukankah Mas Adam sudah mengakhiri semuanya sama kamu," ucap Almira gemetar penuh amarah.
"Santai aja Bu, jangan emosi gitu. Adam memang mengakhiri hubungan kami. Tapi aku nggak mau mengakhiri semua begitu saja. Dan lagi saat ini aku sedang mengandung anak Adam. Aku nggak bisa melepaskan dia semudah itu. Lagian dia juga pasti menginginkan anak ini. Anak yang dia tunggu selama ini. Yang belum bisa kamu beri sampai sekarang." Anjani mengusap perut ratanya, menatap Almira menantang.