Blurb
"Dan enggak semua alasan itu harus gue ceritain ke lu sekarang. Lu cukup bantu gue buat lupain dia. Oke?"
"Ck, lu mau jadiin gue pelarian?" protes Lyla dengan mata memicing, sebelah tangannya sudah mengepal di atas meja karena kesal.
"Enggak! Gue mau jadiin lu istri, bukan pelarian! Capek gue lari-lari melulu!" Radit terkekeh. Sebelah tangannya terulur mengacak rambut kecokelatan Lyla.
**
Lyla tidak mengerti mengapa Radit yang sudah memiliki kekasih, begitu memaksakan perjodohan itu terlaksana. Mau mengelak pun percuma karena keluarga sudah mengultimatum mereka untuk segera menikah karena insiden konyol tak sengaja tidur seranjang setelah pesta minum. Sanggupkah Lyla menerima Radit? Belum lagi keanehan eyang Radit yang memaksa mereka berdua menjadi kurir dokumen dan paket di perusahaan keluarga Radit. Menikah haruskah semenyiksa ini?