Wallaby mengamati jam pasir kaca yang ada dihadapannya. Tinggal menghitung waktu, kotak itu akan segera kembali ke tangan yang berhak, pikir Wallaby. Ia memanggil John, pria kekar yang membekap mulut Claire dengan sapu tangan yang sudah diberi cairan bius. Ia meminta John memberi air pada tawanannya sebelum ia meninggal karena dehidrasi. Berdasarkan perkiraan Wallaby sang penyelamat akan menempuh perjalanan yang memakan waktu mengingat cukup jauhnya lokasi mereka saat ini. Wallaby terpaksa menahan Claire karena berdasarkan informasi anak buahnya, ialah orang terdekat Ryan saat ini, Kepala Detektif yang membawa kotak itu, tentu ia tidak akan tinggal diam jika orang terdekatnya tertimpa musibah.
Ryan segara meluncur menuju lokasi yang sudah ditentukan si penelpon setelah mendengar kabar Claire disekap. Lokasinya cukup jauh. Dengan bantuan GPS, Ryan melewati belantara hutan yang gelap dan agak menyeramkan di malam hari. Belum lagi kekhawatiran akan bertemu dengan binatang buas yang kelaparan - meski ia masih berlindung dalam mobil -. Mungkin, inilah pengalaman mengendara yang paling menantang baginya, ia harus melewati jalan setapak di tengah hutan yang sempit, gundukan tanah keras membuat mobilnya lompat - lompat tak karuan, akar - akar menjuntai dari pohon raksasa yang mengganggu perjalanannya. Masuk lebih dalam ke hutan jalanan makin berkelok - kelok. Persis offroad tapi tak menggunakan mobil jeep, benaknya.
Ryan berhenti di suatu titik di tengah belantara hutan ketika melihat seorang pria berdiri dengan mengacungkan senjata. Ia mengentikan mobilnya dan keluar dari mobil. Ryan melangkah perlahan melewati dedaunan kering yang berguguran di tanah dengan tangan menggenggam senter. Ia menyorotkan sinarnya ke arah pria itu. Pria itu malah berlari. Ryan berteriak memanggil pria itu dan berusaha mengejarnya tapi ia sudah menghilang dalam kegelapan hutan. Tidak ada signal di ponselnya untuk menghubungi si penculik. Beberapa saat kemudian, terdengar samar - samar suara langkah kaki, Ryan menyorotkan senternya ke dalam kegelapan.
Pria itu yang tadi berlari melangkah kembali lagi di hadapannya tapi tak sendiri, di belakangnya muncul pria bertopeng dengan menyeringai dan seorang wanita berumur. Kedua pria itu menodongkan senjata pada Ryan.
"Aku tidak akan berlama - lama Avest, cepat serahkan kotak hitam itu dan melalui wanita ini kau akan segera mendapat informasi penting mengenai identitas aslimu. Tawaran yang adil bukan ?"
Ryan melempar kotak hitam itu ke tangan pria bertopeng.
"Katakan apa saja yang sudah kau ketahui mengenai isi dalam kotak itu, katakan dengan jujur, Avest."
Ryan pun memberi tahu semua yang telah diketahuinya dari isi kotak itu.
"Kau kenal wanita bernama Claire ? Aku telah menyekapnya dengan bom waktu yang dipasang di badannya."
"Brengsek, kau. Dimana dia ?"
Jari Wallaby menunjuk ke bawah tanah yang ada di belakang mereka. Bunker di tengah hutan ?, benak Ryan.