Wallaby mengerang ketika peluru menembus kulit lengannya begitupula dengan John yang kulit betisnya tertembus peluru. Sementara, mobilnya terus meluncur menuju ke sebuah tempat yang telah ditentukan oleh Wallaby. Beberapa saat kemudian, mobil milik Wallaby sampai ke tujuannya, sebuah perpustakaan. Ia melepas topengnya dan berjalan lurus melewati gang kecil dimana itu merupakan jalan menuju gudang karena gerbang depan sudah ditutup jika sudah malam. Ia terus berjalan diantara dinding - dinding yang menghimpitnya. Wallaby sudah berada di pojokan gudang dan melewati begitu saja ruangan tertutup itu. Ia melangkahkan kaki ke ruang sebelahnya yang lampunya terlihat menyala dari kisi - kisi atas pintu yang tertutup. Ia membuka ruangan itu tanoa mengetuk pintu. Dari arah Wallaby tampak seorang wanita yang membelakanginya berpakaian putih dengan rambut hitam tergerai. Ia berjalan menuju ke arah wanita itu. Wallaby menepuk bahu wanita itu, ia pun reflek menoleh.
"Ya, Pak."
"Crystal, mana tabung sampel yang aku minta."
Crystal menyerahkan tabung itu pada Wallaby yang tak lain adalah dr. Morgan.
"Pak, saya sudah meneliti obat yang ampuh untuk membunuh virus itu. Obat itu adalah …."
"Simpan baik - baik informasi itu, Crystal. Mulai besok aku tidak kerja di lab ini, lab ini telah diambil alih temanku, Theo."
"Tapi kenapa, Pak ?"
"Maaf, aku tidak bisa cerita, Crystal, kau tak perlu khawatir, Theo orang baik. Aku pergi dulu, senang berjumpa denganmu, kau wanita jenius, semoga suatu saat kita bisa berjumpa lagi."