Seorang wanita dengan dress selutut tampak melenggang menuju meja kantor polisi.
"Pak polisi saya mau lapor"
"Lapor tentang apa ?"
Wanita itu duduk dan mulai bercerita. Valencia, wanita itu mengaku sebagai korban kasus hilang beberapa bulan lalu. Ia bermaksud melaporkan seorang pria yang telah melakukan tindak kejahatan pada dirinya. Di hadapan polisi dan Ryan, ia mulai bercerita mengenai kronologi awal kehilangannya saat diminta untuk menceritakannya. Kepala Ryan masih terasa berdentam - dentam, otot - ototnya terasa lamban dan gerakannya seperti reaksi yang tertunda tapi ia tetap berusaha memusatkan perhatian saat mendengar wanita itu bercerita. Awalnya ia sedang berada di bar lalu terlibat obrolan dengan seorang pria yang sedang duduk di sampingnya. Mereka kemudian sepakat untuk pergi ke apartemen pria itu menggunakan mobil pria itu. Namun, bukannya menuju jalanan apartemen, pria itu malah melewati tanah yang berlumpur dan tampak rawa - rawa di sampingnya. Saat wanita itu bertanya kemana arah tujuan mereka, pria itu tak bergeming. Kemudian, yang terjadi di luar dugaannya, pria itu malah membius Valencia, ia sempat berontak tapi kemudian langsung pingsan tak sadarkan diri. Saat sudah sadar, Valencia, berada di suatu tempat dalam keadaan terikat dan disekap. Tidak hanya ia sendiri tapi ada beberapa perempuan yang bernasib sama. Selama disekap, ia mendapat makan dan minum. Beberapa hari disekap disana, ia melihat perempuan - perempuan yang disekap, diambil oleh pria - pria berbadan kekar dan dibawa entah kemana. Sampai pada gilirannya, Valencia ditutup matanya saat diambil oleh seorang pria. Dalam keadaan tak bisa melihat, ia merasa berada di dalam sebuah angkutan besar semacam truk. Perjalanan jauh, melewati jalanan bergeronjalan dilaluinya. Matanya kemudian dibuka, di hadapannya tampak lautan. Mereka berdiri di dermaga, bersiap naik ke kapal laut semacam kapal feri beserta enam orang wanita lain. Kapal menembus kabut yang membumbung dari gelombang laut yang bergulung - gulung lembut. Beberapa waktu lamanya, kapal melintasi laut, akhirnya kapal berhenti juga di dermaga. Keenam wanita yang dikawal para pria diturunkan dari kapal dan dituntun menaiki kembali sebuah truk yang sudah menunggu, tidak ada celah bagi mereka untuk melarikan diri. Perjalanan di darat pun harus dilalui kembali dengan berbagai kecemasan, kebingungan dan ketakutan yang melanda para wanita itu, tak terkecuali Valencia. Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam terpaku. Akhirnya, sampailah mereka di tempat tujuan, sepanjang mata memandang terdampar padang pasir kering seperti yang terlihat saat di truk. Bentangan gurun itu mempunyai permukaan yang berbatu yang terasa di kaki Valencia meski memakai alas kaki. Mereka pun dipaksa turun dari truk.