Claire melihat acara persidangan Morgan melalui siaran televisi di rumah Ryan. Dalam keheningan sesaat ia termenung. Claire benar - benar tak percaya, pria yang pernah dikenalnya melalui sebuah aplikasi kencan sampai akhirnya mereka berpacaran merupakan orang yang telah berbuat begitu banyak kekacauan dan melakukan tindakan kriminalitas yangtelah merenggut begitu banyak nyawa manusia tak bersalah. Kenapa kau melakukan semua itu, Morgan, benaknya. Claire menonton dengan runtun setiap jalannya persidangan. Tidak ada eksepsi, saksi sudah diperiksa termasuk diantaranya Catherine dan Valencia sampai dengan menunjukkan barang dan bukti kejahatan yang dilakukan oleh Morgan. Sampai akhirnya dalam satu momen, dimana terdakwa Morgan duduk di kursi pemeriksaan, ia mengungkapkan motifnya melakukan semua tindakan keji itu. Balas dendam merupakan motif utama tindakannya. Morgan dengan jujur mengungkapkan bahwa nama aslinya adalah Wallaby, nama pemberian orang tuanya. Morgan remaja menyaksikan seorang pria membunuh ayahnya dengan tembakan. Ia pernah menguping ketika ayahnya sedang menelpon seseorang, ayahnya berbicara kalau pemerintah Indonesia sedang mengkambing hitamkan dirinya dan berniat untuk melenyapkannya karena ia menyimpan catatan kertas berisi nama - nama pejabat yang menerima suap darinya dan akan dibocorkannya. Melihat kematian ayahnya di depan matanya, ia langsung berniat melakukan balas dendam ketika dewasa nanti. Morgan yang sebenarnya berdarah Indonesia karena ibunya orang Indonesia akhirnya sebelum akhirnya pindah ke Irak karena menikah dengan Ombesi mempunyai kesempatan untuk menetap di Indonesia. Saat itulah, ia melakukan balas dendam. Ia membuat semua kekacauan yang pernah terjadi agar mereka merasakan rasa sakitnya kehilangan seorang ayah yang dicintainya karena dibunuh. Claire melongo saat mendengar semua perkataan Morgan, begitupula dengan Ryan dan semua yang berada di ruang pengadilan. Dalam persidangan itu, Hakim Ketua menyatakan seluruh rangkaian sidang pembuktian telah selesai dan memberikan waktu pada jaksa penuntut umum untuk mempersiapkan requisitor di sidang selanjutnya.
Dalam sidang kedua, jaksa penuntut umum membacakan requisitor. Jaksa penuntut umum menuntut hukuman mati pada Morgan dalam berbagai kasus hukum pidana yang telah dilakukannya. Pleido dilakukan terdakwa Morgan dan menyerahkan sepenuhnya pada penasehat hukumnya, Mr. Fernandez. Usai pengajuan replik dan duplik serta menganggap pemeriksaan sudah cukup, hakim ketua menyatakan pemeriksaan ditutup. Dalam kesempatan itu, hakim ketua menjelaskan sidang berikutnya yang akan digelar adalah pembacaan putusan pada terdakwa Morgan. Usai persidangan selesai, Morgan pun dibawa kembali ke sel penjara menggunakan mobil besar untuk tahanan dengan pengawalan ketat. Sementara itu, Ryan tidak ikut Hanz dan Richard ke kantor dulu melainkan pergi ke kedai kopi sebelum menyusul mereka. Ia ingin rehat sejenak setelah melalui waktu yang panjang dan melelahkan. Mobil Ryan melesat melewati lalu lintas jalanan yang cukup lengang siang itu menuju kedai kopi favoritnya. Tak dinyana, saat memarkirkan mobil di depan kedai kopi itu, beberapa pria berbadan tegap dan kekar menghampirinya. Mereka melepaskan pukulan pada bagian perut dan anggota tubuh Ryan lainnya. Perkelahian diantara para pria itu pun tak terhindarkan. Meskipun ia seorang diri, Ryan tak mau kalah, saling menendang, meninju, memukul dan semua jurus perkelahian dikeluarkan untuk melumpuhkan lawan. Rupanya, Ryan mempunyai kekuatan yang lebih dibanding pria - pria berbadan besar itu. Satu per satu dari mereka pun tersungkur ke tanah. Dengan tatapan penuh kemarahan, Ryan menunduk salah satu tangannya meraih kaos bagian atas salah satu pria itu dan tangan satunya lagi bersiap untuk melemparkan bogem mentah pada wajah pria yang sudah babak belur itu. Namun, sebelum bogem mentah diluncurkan, Ryan dengan nada emosi berteriak menanyakan nama orang yang menyuruh mereka dan alasan mereka memburu dirinya. Namun, sebelum pria bertato itu menjawab, salah seorang rekannya menusuk perut Ryan sampai dua kali dari arah belakang tanpa diketahuinya. Tanpa disadari oleh Ryan, rekan pria bertato itu mengeluarkan pisau lipat kecil dari saku celananya. Tubuh Ryan mulai goyah, ia mulai mengendurkan cengkraman di kaos pria itu. Salah satu tangannya memegangi perutnya yang sudah berlumuran darah dan pisau lipat itu masih tertancap di perutnya. Ryan merintih berusaha menahan kesakitan. Pria bertato itu menendang kaki Ryan yang membuat Ryan semakin tersungkur ke tanah. Para pria kekar yang tergeletak di tanah segera berdiri dan berlari kencang, meninggalkan Ryan yang sudah dalam keadaan tak sadarkan diri.
Claire terkejut bukan kepalang saat menerima telepon yang mengabarkan Ryan ada di rumah sakit tertusuk pisau. Ia segera menelpon call center taxi untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit air matanya berlinang melihat kondisi Ryan yang tak berdaya dari balik kaca ruangannya. Tampak slang infus tertancap di lengan tangan Ryan, sambil terisak Claire menghubungi Hanz untuk memberitahukan keadaan Ryan. Beberapa saat kemudian, beberapa rekan Ryan di kantor polisi datang menjenguknya. Mereka sangat mengkhawatirkan keadaan Ryan dan berharap pria itu akan segera sadar kembali setelah operasi yang akan segera dilakukan tim dokter.
* * *