“Sonya!” teriak seorang wanita setengah baya di ruang tamu yang lengang.
“Hahaha.” seorang anak kecil tertawa riang sambil berlarian kesana-kemari.
“Ibu,” seorang laki-laki berpenampilan melankolis menghampiri wanita paruh baya itu. “Ada apa?”
“Ah, Dave. Syukurlah.” katanya, lalu menghela napas. “Bisakah aku mengandalkanmu?”
“Sonya?”
Wanita itu mengangguk. “Ajak dia pergi bermain, aku dan ayahmu ada rapat dengan kolega di rumah. Aku tidak mau rencana kami berdua gagal hanya karena suara nyaring Sonya yang bergema di seluruh sisi rumah ini.”
“Baiklah.” Dave pun pergi mencari Sonya yang sedang berlarian entah kemana.
Sonya adalah seorang bocah perempuan berusia enam tahun yang sangat ceria. Murah senyum juga periang. Kegiatan yang biasa ia lakukan adalah berlarian sambil tertawa cekikikan di dalam rumah. Karena rumahnya sangat besar, maka terkadang suara tawanya menggema di setiap sisi ruangan.
Sonya selalu bisa menghibur semua orang. Sejak lahir, Sonya selalu diasuh oleh pengasuhnya. Digendong, disuapi makan, hingga bermain bersama. Dan tentu saja hal itu membuatnya menjadi lebih dekat dengan pengasuhnya daripada dengan ibunya sendiri. Sampai pada akhirnya Dave menjadi sedikit lebih besar, barulah sebagian besar waktu Sonya dihabiskan bermain bersama Dave, Dave hampir mengurus segala kebutuhan Sonya. Pengasuhnya bahkan sampai bingung, semua pekerjaan yang harusnya ia kerjakan justru malah dikerjakan oleh Dave.
Dia menjadi magnet tersendiri dalam keluarganya. Dapat dikatakan, Sonya sangat pandai dalam menciptakan suasana yang ceria. Ia selalu punya cara membuat keadaan di rumah menjadi lebih hidup. Tingkah lakunya terkadang membuat orang rumah kewalahan. Sulit ditebak. Tetapi, mungkin itu juga yang membuat keadaan di rumah menjadi lebih hidup dan bernyawa.
Anak itu memiliki sifat yang sangat jarang dimiliki oleh orang-orang kebanyakan di zaman ini. Saat yang lainnya saling membohongi satu sama lain, saling membohongi diri sendiri, anak itu justru memilih kebalikannya. Kelugasan dan kejujuran, itu adalah pilihannya.
Mata yang selalu bersinar, senyum tipis yang manis, tingkah yang lucu, membuat Sonya selalu dirindukan oleh orang-orang terdekatnya. Dave salah satunya. Rumah mewah yang penuh oleh barang-barang mahal, Sonya-lah yang membuat rumah itu menjadi hidup. Bukan barang-barang mahal itu. Si periang yang selalu menghiasi hari-hari orang suram dengan pelangi buatannya. Tak ada satu hari pun di rumah itu tanpa suara tawa Sonya. Tawanya menggema di setiap ruang kosong di rumahnya, berlarian sepanjang waktu seolah sedang bermain kejar-kejaran dengan seseorang, berbicara dengan tanaman seakan tanaman itu membalas apa yang dikatakannya, mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan mensejajarkannya dengan posisi matahari seakan-akan sedang mencoba berinteraksi dengan matahari, si periang dengan kebiasaan aneh. Tanpa ada yang bertanya tentang kebiasaannya itu, tanpa ada penjelasan kenapa ia melakukan itu, yang jelas, saat ia melakukan kebiasaannya itu, senyum manis selalu tersungging di bibirnya.