Sebagian besar sudah hampir selesai menyantap makanan mereka, hanya tinggal menenggak minuman. Terkecuali Sonya. Tampak jelas kalau Sonya sengaja melambatkan proses mengunyah di dalam mulutnya. Melihat jarum jam yang baru menunjuk angka tujuh lebih sepuluh, Dave sadar kalau dia terlambat, tapi hanya terlambat beberapa menit saja.
Sonya yang melihat kedatangan Dave di ruang makan tampak sumringah. Merasa senang saat kakak kesayangannya itu akhirnya menemaninya makan malam. Barisan gigi putih serta senyuman ceria Sonya menyambut kehadiran Dave. Ingin rasanya berjingkrak-jingkrak, namun Sonya tahu kalau dia melakukan itu, dia pasti akan diomeli oleh kedua orang tuanya.
Sonya menaruh sendok dan garpu di atas meja. “Dari mana saja kau ini? Tanpamu, suasana di ruang makan tampak menyeramkan tahu.” Sonya berbisik pada Dave.
Dave membalik piring yang sudah tersedia di hadapannya. Mengambil sendok dan garpu, lalu mengambil nasi untuk piringnya. “Aku hanya berjalan-jalan sebentar tadi.” Jawab Dave ikut berbisik.
“Benarkah itu?” tanya Sonya curiga.
“Benarkah apa?” sahut Albert di sebelah Carol.
Sonya tersenyum, “Tidak apa-apa. Hehehe.”
“Jadi, kemana perginya kau tadi hm?” tanya Sonya, sambil menarik selimutnya.
“Aku 'kan sudah bilang, aku hanya berjalan-jalan sebentar.” Jawab Dave sambil mencari-cari buku dongeng.
“Tapi kenapa tadi aku melihatmu berjalan berdua ya dengan seorang perempuan?”
Dave tersentak. Ini adalah kali pertamanya berhubungan baik dengan seorang perempuan. Ditambah Sonya ikut berkomentar tentang hubungannya.
“Yah, rupanya kau suka mengintip.” Dave menggelitik Sonya.
“Berhenti Dave, Dave! Ahahaha.” Kata Sonya terkekeh-kekeh.
“Baiklah, hari ini kita baca dongeng si kancil saja. Pada suatu hari—”
“Cie Dave, huhu.” Sonya menggoda.
Dave mengangkat buku dongeng sampai menutupi seluruh wajahnya dan tetap melanjutkan membaca buku dongeng yang ada di hadapannya itu. Dengan wajah yang mulai memerah, Dave membaca dongeng si kancil untuk menidurkan Sonya yang saat ini terus menggodanya. Bahagia sekaligus malu. Ini adalah pertama kalinya Dave merasakannya.
“Sudah bangun rupanya. Baru saja aku mau membangunkanmu.” Kata Dave berhenti melangkah saat Sonya masuk ke ruang tamu.
Di ruang tamu, sambil menyalakan TV, Sonya berjingkrak-jingkrak dan menyanyikan sebuah lagu dengan riang, “Jatuh cinta, oh indah rasanya.” Sonya bernyanyi dengan senyum manis yang terpasang di wajahnya.
“Baiklah, cukup.” Dave mengatakannya setengah hati.
“Oow, kamu ketahuan. Pa—” Dave menutup mulut Sonya yang masih menganga.