Dave berkacak pinggang bingung. Sopir yang bertugas mengantar dan menjemput Sonya juga terlihat bingung saat melihat Dave. Pak sopir itu kemudian berlari kecil menghampiri Dave.
“Tuan, ada yang bisa dibantu?” tanya pak sopir itu dengan sopan.
“Ah, pak Doni. Iya, saya sedang mencari Sonya. Bapak tahu di mana Sonya?”
“Nona Sonya, tadi nona Sonya diajak pergi oleh pengasuhnya keluar. Kalau tepatnya ke mana saya tidak tahu.”
“Begitu? Ya sudah, biar saya cari sendiri di luar. Terima kasih pak.” Ujar Dave sambil berjalan pergi.
Ada beberapa tempat yang muncul di benak Dave. Salah satunya adalah taman di mana Dave menemukan Sonya saat tiba-tiba menghilang. Mungkin hanya tempat itu yang saat ini ada di pikiran Dave. Sejauh ini tempat Sonya bermain hanya di area rumah dan beberapa tempat wisata yang jaraknya sangat jauh. Kalaupun ada tempat di luar rumah yang dikunjungi Sonya, hanya taman itu saja yang diketahui Dave. Sayangnya Dave belum sempat bertanya sampai saat ini tentang ke mana Sonya pergi ketika bersama Adrian.
Tujuan Dave saat ini adalah sebuah taman. Taman yang indah yang ada di lingkungan kumuh. Seperti berada di tempat yang salah. Atau berada di waktu yang salah.
Sampai di taman Dave tidak bertemu dengan siapapun. Sepanjang perjalanan menuju ke taman Dave juga hanya menjumpai penduduk setempat yang beraktivitas seperti biasa. Tidak ada yang mencolok. Dave kebingungan. Di taman sendirian, keringat Dave jatuh perlahan dari wajahnya. Kali ini Dave tidak sepanik sebelumnya. Mengetahui Jeny yang mengajak Sonya pergi, itu artinya Sonya tidak menghilang sendirian. Sonya bersama Jeny. Sedikit membuat Dave lega.
Pukul setengah empat. Apa yang dilakukan Dave hanyalah duduk bersandar di salah satu bangku taman di bawah pohon yang teduh.
Apa yang harus kulakukan? Tidak mungkin aku menunggu di sini sampai malam.
Dave mendongak, menatap matahari yang tertutup dedaunan di atasnya.
“Menghirup udara segar?” Dave bertanya pada diri sendiri. “Sudah lama aku tidak menikmati kehidupan seperti ini.”
“Belum pernah bermain di bawah pohon ya? Dasar suram.” Ucap seseorang yang sedang berjalan mendekati Dave.
Dave mengarahkan pandangannya ke orang itu. “Ada urusan?” tanya Dave tanpa ekspresi. Dia sudah pernah bertemu dengan orang itu. Reno, salah satu teman Adrian yang dia temui di dekat gerbang sebelumnya.
“Yang pasti bukan urusanmu.” Jawabnya ketus.
Dave bangkit dari tempat duduknya. Lalu pergi dari taman itu. Melangkah begitu saja mengabaikan Reno yang masih bersemangat bersikap ketus.
“Bocah sialan.” Kata Reno, dahinya berkerut.