“Ini aku.” Jawab Dave dari balik pintu.
“Masuk.”
Dave masuk sambil membawa segelas air putih. “Kau belum meminum airmu.”
“Benarkah?”
“Kau langsung mengendap-endap keluar dari ruang makan selesai menghabiskan makananmu tadi. Ini.”
“Terasa lega bukan? Sehabis makan itu sebaiknya minum.”
“Sedikit.” Kata Sonya meletakkan gelas di meja kecil di samping tempat tidur.
Pintu berderit, terbuka lebar perlahan.
“Sonya....” Jeny masuk sambil membawakan segelas susu putih dan camilan. “Aku me—Dave?” langkahnya terhenti.
“Susu hangat dan camilan?” tanya Dave setelah melirik apa yang ada di atas nampan yang dibawa Jeny.
“Ng, ya, aku mendengar Sonya berlari ke kamarnya. Jadi aku pikir dia sudah selesai makan malam. Makanya aku membawakan segelas susu dan camilan untuk menemaninya agar tidak tidur dahulu setelah makan.”
“Ya, aku sebenarnya sedang memikirkan sebuah permainan. Biasanya aku akan membacakan dongeng, tapi sekarang masih pukul delapan.”
“Jangan pedulikan aku, aku akan tidur secepat mungkin agar kalian bisa bermesaraan.” Ujar Sonya cemberut sambil menarik selimutnya.
Dave dan Jeny saling bertatapan, berusaha memahami Sonya.
“Sonya,” panggil Dave pelan. “Kau mau mendengar rencana akhir pekan besok?” Sonya masih memunggungi Dave dan Jeny. “Sebenarnya, rencana untuk akhir pekan besok, aku berniat mengajakmu dan Jeny pergi ke suatu tempat. Ke mana tepatnya aku menyerahkan padamu. Tapi kalau kau tidak mau ya... Mungkin aku akan ikut kegiatan ekstra di sekolah saja.” Dave berpaling menatap Jeny. Memberi isyarat tanda ok dengan jarinya.
Sonya bangun dan menatap lekat-lekat Dave.
“Yang benar?” Sonya bertanya antusias. Wajahnya kembali ceria. Matanya terbuka lebar.
Dave mengangguk dengan senyum simpul terpasang di wajahnya.
“Asyik!” Sonya berseru.
“Sssttt!!!” Dave mendesis. “Ini sudah malam. Kita bahas besok saja.”
“Ini masih jam delapan, aku biasa tidur jam sembilan.” Sahut Sonya.
Dave menunjuk jam dinding. “Jam delapan lewat. Biar Jeny yang menemanimu sekarang. Aku mau kembali ke kamar. Selamat malam.” Dave mengecup kening Sonya. “Daa.” Dave melambai sambil menutup pintu.
Sonya balas melambaikan tangan pada Dave. “Daa.”
Jeny tersenyum memperhatikan Dave dan Sonya. “Kau mau minum susu dahulu atau nanti kalau mau tidur?”
“Ah, Jeny.” Ucap Sonya teringat sesuatu. “Aku lupa memberi tahu Dave.”