The World Of The Twins

Anisah Ani06
Chapter #10

Chapter #10 - Negri Anaf "Negri Yang Terlupakan"

Masih di Bukit Laut Biru Negri Fanah di sudut yang sangat tersembunyi, yang tersimpan di Sudut yang Sangat Terlarang, Bahkan tak sembarang orang yang bisa datang ke sana.

Semakin sore semakin indah pemandangan di sana. Hamparan rumput di Bukit Kecil itu terasa sangat teduh semakin teduh dan menyegarkan dengan hembusan angin yang berhembus dari arah Laut Biru menuju Bukit Kecil itu.

Laut Biru yang semakin sore menjelang malam semakin memancarkan keindahannya yang banyak menyimpan misteri yang tak terduga yang masih misteri.

Semakin sore bahkan menjelang malam Bunga Dulina yang beraneka warna yang cantik dan indah berbau semerbak tumbuh di sekitaran Pohon Bungin itu, yang di bawah Pohon Bungin itu masih berada Paman Pengemis Tua dan Pangeran Elang yang masih tampak serius dengan pembicaraan mereka, yang semakin jauh dari batas kewajaran yang tak dapat di pahami dengan mudah, penuh dengan teka teki.

“Ayahanda! Kenapa aku harus memberikan Gulungan ini ke Ayahanda? Apa hubungannya Ayahanda ku dengan Gulungan ini?”

Pangeran Elang masih kebingungan dan bertanya lebih selidik.

“Gulungan itu di tunjukan untuk Mu dan Ayahanda Mu. Isinya adalah sebuah pesan. Dan yang bisa membaca pesan itu hanyalah Ayahanda Mu Pangeran.”

Pengemis Tua itu menjelaskan.

“Kenapa Paman yakin sekali kalau Gulungan ini berisi sebuah pesan untuk Ku dan Ayahanda Ku? Kalau memang pesan ini untuk Ku? Kenapa Cuma Ayahanda yang bisa membacanya?”

Pangeran Elang bertanya lebih selidik.

“Gulungan Hijau itu pemberian dari Peri Ketua atas perintah dari Pendiri Perpustakaan Alam Semesta sebelum menghilang secara misterius yaitu Larisa. Yang tak lain adalah istri Pertama Ayahanda Mu.”

“Apa Paman!!!! Ibunda Ku!!! Ko bisa? Ibunda selama ini tidak cerita apa-apa kepada Ku soal Perpustakaan Misterius itu? Paman jangan mengada-ngada deh.”

Pangeran Elang tak percaya.

“Lantas,,, Kenapa Paman tau hal ini? Apa yang sedang Paman rencanakan?”

Pangeran Elang mencurigai Pengemis Tua itu.

Sedang Pengemis Tua itu tersenyum pada Pangeran Elang dan tak lama Pengemis Tua itu tertawa sampai menitihkan air mata.

Merasa aneh dengan sikap Pengemis Tua itu Pangeran Elang pun bertanya lagi.

“Kenapa Paman malah tertawa? Apa yang Paman rencanakan!! Apa Paman berniat buruk ke pada Ku dan Ayahanda Ku!!”

“Sudah lah Pangeran jangan terus-terusan mencurigai Ku. Aku tak mungkin mencelakakan Mu apalagi Ayahanda Mu.”

“Lantas mau apa Paman memberi tau ku soal Perpustakaan itu? dan Aku tak mengerti kenapa Ibunda Ku adalah pendiri Perpustakaan Misterius itu? dan kenapa kalau Ibunda Ku yang memberi Gulungan ini untuk Ku dan Ayahanda, kenapa bukan Ibunda Ku sendiri yang memberikan langsung pada Ku atau Ayahanda?. Dan kenapa Ibunda Ku tak kunjung pulang ke istana? Dan kenapa di dalam mimpi Ku Ibunda berpesan untuk Aku menemui Adik Ku yang bernama Denis? Sedang Aku tak tahu dimana Denis dan bagaimana Dia. Aduhhh…..”

Pangeran Elang pun memegangi kepalannya yang mulai merasa pusing.

“Baiklah Pangeran. Akan Paman jelaskan hingga Kau mengerti. Siapa Kau sebenarnya.”

Pengemis Tua itu pun menarik nafas panjang seolah ingin berbicara panjang kali lebar.

“Siapa Aku sebenarnya? Paman hanya membuat Ku bingung akan teka teki ini.”

Pengemis Tua itu hanya tersenyum lalu berucap seolah ingin memastikan sesuatu.

“Sebelumnya apakah di Perpustakaan Alam Semesta Pangeran Elang sudah membaca buku tentang Ibunda Pangeran?”

“Iya Paman Aku sudah membaca buku tentang Ibunda. Tapi banyak hal yang Aku tak paham. Ada cerita tentang Negri lain. Tapi Aku tak tau Negri apa dan dimana? Di buku tak di beri tau keberadaan tentang Negri itu.”

“Berarti sekiranya Paman hanya perlu memberi tau Mu secara garis besarnya saja. Setidanya Kau sudah tau kisah Ibumu walau tak semuannya yang Kau tau.”

“Haaaaaa. Tapi kebanyakan di buku Ibunda banyak mengandung teka teki, yang sangat sulit Ku pahami. Butuh waktu yang tak sebentar untuk memahami isi buku itu. Ya tapi Ku tak mengelak kalau sebagian kecil dari buku Ibunda sudah Ku pahami berkat bantuan Peri Lalu. ”

Pangeran Elang merasa bingung lagi dan menjelaskan sedikit yang iya pahami.

“Ya.. Paman akan menjelaskannya kepada Mu. Karna menurut Paman ini sudah waktunya. Untuk Kau mengetahui asal usul Mu. Dan kau sudah semakin dekat dengan takdir Mu, Pangeran”

“Haaaaa…”

Pangeran Elang bingung lagi dan lalu melamun.

Dalam lamunannya Pangeran Elang sempat berfikir kalau.

Semakin lama Paman ini menyebalkan sekali. Kenapa harus banyak teka teki dalam pembicaraan ini……..

“Dahulu kala….. “

Pengemis Tua itu mulai bercerita dan menghentikan lamunan Pangeran Elang. Lalu Pangeran Elang pun memutuskan untuk menyimak cerita dari Pengemis Tua itu dan berfikir.

 Tidak ada salahnya aku dengarkan Cerita Paman ini. Barang kali memang menjadi penerang dari teka teki itu.

”Aku dan Ibu Mu tinggal di Negri Anaf. Negri Anaf berada di tengah-tengah Perairan Biru Laut Terdalam Negri Fanah, Negri yang terapung di antara Batu-batuan Alam yang kokoh dan kuat selain itu Negri Anaf di kenal dengan Negri Para Penjelajah, karna setiap penduduk Negri itu memiliki kemampuan berteleportasi dan setiap Penduduk Negri itu juga memiliki kekuatan bawaan lahir yang luar biasa dan sangat berfariasi. Namun walau pun begitu Negri Anaf tak luput oleh musibah besar.”

“Musibah????”

“Suatu ketika Negri Anaf terkena musibah yang sangat berbahaya yang di akibatkan oleh serpihan Meteor Merah Darah. Sehingga membuat Raja Kerajaan Anaf mengeluarkan perintah yang menurut Ku tepat sekaligus menjadi akhir cerita dari Negri Anaf.”

“Perintah Apa itu? Akhir Cerita apa?”

Pangeran Elang sedikit bingung.

“Raja Anaf memerintahkan untuk mengungsikan seluruh penduduk Negri Anaf ke penjuruh Negri termasuk Aku dan Ibu Mu Pangeran. Dan menghilangkan Negri Anaf dari Penjuruh Negri.”

Lihat selengkapnya