Peri Lalu masih mencari akan keberadaan Putri Andin di sekitar istana, ia tersesat tidak bisa menemukan Pavitawa. Ia menggerutu di tengah paniknya.
“Tuan Putri. Sebenarnya dimana sih anda berada,” ujarnya yang masih berterbangan kesana kemari sambil melihat-lihat pada jalan yang ia lalui.
“Dimana sih Pavitawa nya? Istana ini terlalu besar untuk ku jelajahi sendiri. Tak ada yang bisa ku tanyai pula. Menyebalkan. Tunggu. Apakah di ujung sana?”
“Baiklah tak salah aku kesana dulu,” ujarnya lagi, kemudian Peri Lalu pun pergi ke sebuah ujung jalan yang tampak berbeda dari koridor istana yang lainnya. Ia terus terbang mendekati hingga ia muncul di sebuah taman.
“Loh. Ini taman? Tunggu. Aku ke arah yang seharusnya,” peri Lalu gembira setelah melihat para pangeran dan para putri yang sedang beraktifitas di sekitaran taman, itu tandanya disini ada Putri Andin juga.
“Tuan Putri di mana?” peri Lalu keheranan karena tak bisa menemukan Putri Andin diantara sekumpulan putri. Ia pun memutuskan untuk mencari di sekitar taman hingga akhirnya ia berhasil menemukan sang Putri. Ia menghampiri Putri Andin dengan penuh antusias.
“Tuan Putri!!! Aku mencarimu sedari tadi.. Akhirnya aku menemukanmu.”
“Kau mencari ku? Ada apa Lalu? Apa Ka Elang sudah sadar?” kata Putri Andin kepada Peri Lalu yang kini hinggap di bahu kirinya. Ia bersuara dengan pelan karena saat itu ia juga tengah bersama seorang pelayan yang diberi tugas untuk mendampinginya sekaligus membantunya menjalani tugas.
“Sayangnya Pangeran belum sadar Putri. Tetapi aku tahu satu hal…”
Belum juga Peri Lalu selesai bicara tiba-tiba saja Putri Anggun menyapa Putri Andin, ia dengan segera menghampiri mereka.
“Siapa itu Putri?” bisik Peri Lalu yang sempat terpesona akan kecantikan Putri Anggun, yang dijawab oleh Putri Andin dengan bisikan juga.
“Itu Ka Anggun, calonnya ka Elang. Pasti sedari tadi ia mencari kaka. Aku harus mengatakan apa dong,” kebingungan tampak jelas pada wajah sang putri sedangkan tampak terbalik dengan raut wajah Sang Peri yang kini sumringah.
“Ini dia orangnya,” kata sang peri sangat pelan dengan mata yang tak berkedip. Suara sang peri sempat terdengar oleh Putri Andin sehingga membuat belau tak mengerti akan maksud yang dituju sang peri.
“Hai. Andin apa kabar. Aku dengar dari prajurit kamu yang bertugas? Kenapa bukan Pangeran? Pangeran dimana? Aku mencarinya sedari tadi, tapi tak bisa menemukannya,” ucap sang putri setelah berhadapan dengan Putri Andin, langsung ke inti yang ingin ia tanyakan.
Sementara itu tampak sekali kalau Putri Andin berusaha tampak tenang meskipun apa yang tadi ia pikirkan tentang calon kaka iparnya semuanya benar dan memutuskan untuk menjawab kabarnya saja serta menggantungkan kabar dari kakaknya.
“Ka. Kabar Andin baik ka. Kabar kaka gimana? baik juga kan.”
“Baik. Kabar ku baik. Kok kita jadi bertukar kabar?” untuk mencairkan suasana yang canggung akhirnya Putri Anggun memutuskan untuk tertawa kecil akan kelucuan calon adik iparnya. Tetapi sayangnya Putri Andin merespon dengan tawa yang canggung, terbesitlah satu pemikiran yang mengganjal dalam benak sang putri.
Apa ada sesuatu yang terjadi?.....
Pada saat Putri Anggun ingin melanjutkan jalan pikirannya, ia menyadari satu makhluk yang hinggap pada bahu sebelah kirinya Putri Andin.
“Tunggu dulu. Bukankah…,” Ia tampak mendekati wajahnya pada makhluk itu sekitar lima jengkal ia sudah yakin akan wujud makhluk itu.
“Eh. Ka Anggun kenapa? Apa ada yang salah dengan bajuku?”
“Tidak. Bukan itu yang ku maksud. Tapi.. Bukankah,” sengaja ia jeda sebentar perkataannya hanya untuk membisikan apa yang ia maksud pada Putri Andin agar hanya Putri Andin yang tahu.
“Seorang Peri..”
Putri Andin pun terkejut tetapi tidak berlarut. Ia langsung paham kalau Putri Anggun terhitung sebagai orang pilihan yang bisa melihat wujud peri sama sepertinya.
“Kaka. Bisa melihatnya?” bisik Putri Andin guna memastikan lagi. Sedangkan Putri Anggun hanya mengangguk saja dan di saat yang bersamaan Peri Lalu pun berpindah haluan, ia singgah di pundak kanan sang putri.
“Hai Peri. Namamu siapa? Kenapa kau ada disini? Sebelumnya aku belum pernah melihatmu disini.”
Belum juga Peri Lalu menanggapi pertanyaan dari sang Putri. Di saat yang bersamaan datanglah Pangeran Anjas Maraa dan Putri Mara Jani yang baru saja sampai, keduanya merupakan sepupu Putri Andin dari Ayahandanya.
“A….. Gagal lagi aku berbicara. Siapa lagi kali ini.”
Putri Andin langsung menghampiri sepupu perempuan itu dan mengajak mereka berdua menuju Pangeran dan Putri yang lain untuk ikut bergabung.
“Apa kalian baru sampai,” ujarnya ramah sebelum pergi membawa sepupunya sang putri sempat memberikan isyarat kepada Peri Lalu agar menemani Putri Anggun mewakili dirinya.
“Ia kami datang terlambat karena kakakku..”
“Hay. Jangan begitu dik. Aku hanya….”
“Hanya apa. Kaka sangat membuang waktu.”