The World Of The Twins

Anisah Ani06
Chapter #14

Chapter #14 - Terbangun Karena Mu

   “Aku pikir kau kenapa?” ujar sang putri yang semula merasa bingung dengan Peri Lalu..

  

   Sang Putri pun kembali memperhatikan Pangeran, ia kembali mengajak Pangeran berbicara seperti biasa seolah sang pangeran mendengarkan dan akan menanggapi perkataannya. Beliau masih berharap kalau Pangeran Elang mau merespon pembicaraannya. 


   Sedangkan Peri Lalu kembali memperhatikan mereka kembali sesekali Peri Lalu merasakan kalau jari tangan sang pangeran mulai bereaksi, saking gembiranya ia sekuat mungkin menahan kegembiraannya itu, sampai-sampai ia mengunci mulutnya yang menggembung menahan rahasia besar. Ia tidak bisa diam dan sesekali terbang di udara.


  Sedangkan sang putri saat ini hanya fokus memperhatikan Pangeran yang masih tertidur pulas, beliau tidak menyadari kalau bibir dari sang pangeran sudah tidak membiru lagi, wajah pangeran juga mulai berkurang pucatnya.


  “Pangeran. Ku fikir saat ini kita sedang berbincang tentang kita di taman istana seperti kebiasaan kita yang selalu berbagi kisah pada saat bertemu. Menghabiskan waktu yang panjang bersama atau barang tidak kau mengajakku berkeliling pedesaan…”


   “Kau suka sekali menggoda ku dan menjaga ku dengan penuh kelembutan. Aku merindukanmu Pangeran. Tapi…”


   Sang Putri berhenti sejenak karena tak kuasa mengingat keinginan yang berlawanan dengan fakta akan pangeran. Ia sangat sedih mendapati cintanya hanya bisa terbaring lemah tanpa menatap senyum kepadanya. 


   Mendadak ia sangat rindu akan senyuman ramah sang pangeran yang sering kali ia abaikan karena sang pangeran sangat suka menggodanya, ada penyesalan saat teringat sikapnya yang terkadang cuek bahkan kesal kepada sang pangeran.


   Air matanya mulai keluar dari pelupuk mata, ia menunduk dalam tangis sehingga membuat Peri Lalu ikut khawatir.


  “Tuan Putri,” panggil Peri Lalu dengan nada yang pilu, sungguh ia tidak tega melihat sang putri menangis tersedu seperti itu, yang kini tengah hinggap di atas perut sang pangeran.


  Putri Anggun sesekali menghapus air matanya sendiri, ia bergumam seakan memberikan jawaban akan ke khawatiran Peri Lalu yang tidak terlalu berlebihan.


  “Peri. Kenapa Pangeran bisa jadi begini. Hu…. Pangeran suka sekali membuat aku sedih…” ujar sang putri yang akhirnya tidak bisa lagi menahan kesedihannya.


   “Mau bagaimana lagi Putri. Semuanya sudah terjadi. Pangeran yang bandel Putri. Ia kekeh mau pergi sendiri. Bahkan ia menitipkan hamba kepada Tuan Putri Andin,” gerutu peri lalu yang tanpa ia sadari kalau sebenarnya sedari tadi Pangeran Elang sudah tersadar. 


   Sedari tadi Pangeran hanya mendengarkan saja, pangeran belum kuat untuk bersuara ia hanya bisa mengedip-kedipkan kelopak matanya yang semula sangat berat ia buka, ia tersenyum setelah melihat sosok Putri Anggun yang juga ia rindukan.


   “Memang. Dari dulu Pangeran memang keras kepala. Apa lagi kalau sudah menyangkut keinginannya. Kalau pangeran belum merasa puas ia tidak akan mau bila disuruh berhenti. Sia-sia melarangnya.”


   Putri Anggun belum benar-benar berhenti menangis hanya saja karena Peri Lalu mengajaknya berbicara, itu sedikit membuat ia merasa baikan walaupun masih sesenggukan dan air matanya masih tidak mau berhenti mengalir. Punggung tangan sang putri pun belum berhenti menyekat air mata itu.


   Barulah disaat Peri Lalu menyadari kalau Pangeran sudah sadarkan diri, ingin rasanya ia memberitahu kepada Putri Anggun akan tetapi tidak jadi karena dilarang oleh Pangeran melalui isyarat kepalanya yang menggeleng lembut. Peri Lalu bisa melihat senyuman tipis pada bibir sang pangeran yang sudah segar kembali tidak membiru. Pangeran tidak bisa berhenti memandangi sang putri.


   Sedangkan Putri Anggun masih belum menyadari kalau sang pangeran sedari tadi sedang memperhatikannya yang sedang menangis menunduk seperti anak kecil yang tidak diperbolehkan memakan permen lolipop.         


                                                                ***


   “Hai Anggun. Kenapa kau menangis terus. Aku tidak suka. Uhukk. Uhukk,” gumam Pangeran yang secara tidak langsung membuat tangisan Putri Anggun berhenti sejenak karena terkejut. 


   Kini Sang Putri menatap ke arah sumber suara yang ia jumpai kalau Sang Pujaan hati sudah sadarkan diri. Membuatnya terdiam melamun. 


    Sang Putri tidak bisa menyembunyikan rasa syukurnya dengan tersenyum manis walaupun wajahnya yang cantik masih terlihat air tangis. 


    Aku sangat merindukanmu. Sampai kapan kau akan menatapku seperti itu. Apa kau tak mau memeluk ku? 


    Setelah mendengarkan perkataan dari Pangeran Elang barusan membuat Putri Anggun berlari untuk menghampiri, terlebih kini kedua tangan sang pangeran seolah menyambutnya untuk dipeluk.


    Sayangnya dalam sekali panggil Putri Anggun kembali tersadar dalam lamunannya, ia kira tadi ia benar-benar pergi berlari masuk ke dalam pelukan sang pangeran yang kenyataannya ia masih duduk pada tempatnya semula sambil melihat Sang Pangeran yang kini tengah melihatnya juga dan sesekali terbatuk. Pangeran nampak bingung karena Putri Anggun hanya terdiam termenung saja, sorot mata sang putri tidak berkedip hanya terus menatap pangeran.


   “Pa.. Pangeran,” gumamnya sangat pelan ia tak bisa sembunyikan senyuman manisnya. 


Lihat selengkapnya