The World Of The Twins

Anisah Ani06
Chapter #32

Chapter #32 - Lintas Waktu Lewat Mimpi

   Dari kejauhan Denis semakin bingung apa lagi ia sudah sangat yakin kalau orang yang tadi itu memanglah dirinya versi dewasa. Antara percaya tapi juga tidak percaya. Entah mengapa mimpi ini terlihat sangat nyata. Denis kembali mengingat-ingat kembali kejadian apa yang barusan terjadi agar ia bisa memahami situasi dan kondisi saat ini. Ia ingat sebelum sebelum seorang perempuan menghilang lalu tak lama abangnya juga ikut menghilang.


   Ia menunduk semakin dalam menyelami ingatannya sendiri dan tersadar akan satu hal saat sebelum perempuan itu menghilang perempuan itu sempat memanggil seseorang yang mirip dirinya yang lebih dulu sudah perempuan itu lihat dari jauh dengan menyebutkan dua kata dengan berteriak kencang.


   "Denis!" teriak perempuan itu terdengar jelas sehingga saat itu juga Denis versi dewasa seolah menoleh ke sumber suara dan hendak berjalan dengan perlahan sedang saat panggilan, "Anakku!" panggilan yang ini sedikit samar sehingga tak bisa di dengar dengan jelas oleh Denis versi dewasa.


   Denis ingat saat dirinya versi dewasa masih berjalan mendekat saat itu juga bayangan hitam datang dan membawa perempuan itu menghilang. Begitupun pada saat dirinya ingin menyentuh abangnya namun malah tembus pandang dan tak lama abangnya juga menghilang dibawa bayangan hitam.


   "Jangan bilang," denis meragukan asumsinya sejenak sebelum kembali bergumam. Raut wajahnya seolah terkejut akan satu hal yang mungkin saja benar, "Apa mungkin wanita itu adalah Ibu," gumam Denis yang lima detik kemudian Denis seolah tertarik kembali dan kembali ke dirinya lagi yang berada tepat di hadapan Rayhan yang masih tertidur dengan gelisah. Wajah Denis penuh keringat. Nafasnya juga terengah bagai habis lari maraton.


   "Apa yang barusan Gue lihat?" ucap Denis seolah tak percaya dengan apa yang baru terjadi. Nafasnya terburu seolah habis berlari kencang. Ia pun mengusap keringat yang ada di wajahnya dengan punggung tangannya. Seketika ia gontai mundur kebelakang. Ia masih bingung dengan mimpi itu.


   Lima menit lamanya Denis terdiam sambil mengamati Rayhan yang masih tertidur gelisah. Hingga Rayhan pun seolah menggerakkan kelopak matanya. Denis sadar akan itu dan menangkap kalau abangnya sebentar lagi akan terbangun. Maka Denis pun menjauh ia menuju kasurnya dan berpura-pura tidur dengan membelakangi Rayhan.


   Tak lama Rayhan benar-benar terbangun dengan nafas yang tersengal berat seperti habis melihat hantu atau hal menakutkan dalam mimpinya. Rayhan terduduk sambil mengontrol nafasnya teratur. Ia juga menghapus keringat yang ada di wajahnya secara perlahan.


   "Apa yang barusan terjadi? Apa arti penglihatan itu? Ibunda. Sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan mu?" gumam Rayhan sangat pelan tetapi mampu terdengar oleh Denis yang sudah lebih dulu menajamkan pendengarannya.


   Tentu mendengar gumaman itu membuat Denis makin bingung. Pikirannya Denis seketika menumpuk. Ia mempunyai banyak sekali pertanyaan yang harus menemukan jawabannya.


   Lalu Denis mendengarkan lagi kalau saat ini abangnya sedang berbicara dengan seseorang entah dengan siapa tetapi yang semakin membuat Denis bingung dan kalau ia tak salah dengar ia seakan mendengar kalau abangnya juga menyebutkan kata 'peri' sehingga Denis makin bingung dan pikirannya semakin menumpuk.


   Baru saat abangnya kembali pergi tidur Denis baru membalikan posisi tidurnya menjadi menghadap ke arah abangnya. Denis melihat ke sekeliling dan tak mendapati seorang pun selain dirinya dan abangnya yang sudah kembali tertidur dengan posisi yang menghadap miring ke arahnya. Rayhan tertidur dengan lelap seakan tidak terjadi apa-apa seolah Rayhan dengan mudahnya melupakan mimpi buruknya itu beberapa menit lalu.


   Tiba-tiba saja pintu kamar pun berbunyi dan seakan ada yang ingin masuk. Denis dengan cepat memejamkan matanya lagi dan berpura-pura tertidur kembali. Saat pintu seolah tertutup kembali Denis tahu kalau ayahnya baru saja selesai mengecek mereka sekiranya ini lah kebiasaan ayahnya setiap harinya yang sangat Denis pahami apalagi saat abangnya kembali ayahnya seolah makin rajin mengecek kamarnya dan sesekali menghampiri mereka hanya untuk mengelus rambut atau bergumam mengeluarkan unek-unek yang tertahan yang tak bisa ayahnya katakan di saat mereka terbangun. 


***

Lihat selengkapnya