Hari ini Rayhan sangat gembira karena baru saja menghabiskan waktu bersama Arumi. Ia merasa seperti habis menghabiskan waktu bersama Anggun. Walaupun ia harus merasa kedua kakinya pegal-pegal karena lebih memilih berjalan kaki dari sekolah sampai rumah bahkan Rayhan menyempatkan diri untuk mengantarkan Arumi sampai ke rumahnya dengan selamat padahal arah rumah mereka berbeda.
Meski begitu Rayhan tetap gembira. Sepanjang perjalanan ia membicarakan banyak hal bersama Arumi bahkan malamnya Arumi mengajak Rayhan untuk pergi nonton di bioskop yang saat itu langsung Rayhan setujui.
Rayhan yang baru sampai di depan rumahnya, ia langsung duduk di halaman rumah sembari memijat kakinya yang pegal-pegal sedangkan Peri Lalu hanya mengamati dari atas fas tanaman yang juga berada di depan halaman.
"Berapa lama sebenarnya Aku berjalan?" Gumam Rayhan setelah menyadari langit yang mulai berubah warna menjelang petang.
"Sangat jauh," timpal Peri Lalu.
"Benar juga. Hu … Sudah lama Aku tidak berjalan sejauh ini," Rayhan kembali mengenang dan berujung dengan sesungging senyuman yang entah apa yang membuat ia tersenyum.
"Pangeran. Kenapa tadi kau mengantar Arumi? Padahal jarak rumah kalian kan berjauhan."
"Coba lihat sekarang Pangeran jadi kesusahan sendiri kan," gumam Peri Lalu tiba-tiba karena tidak bisa menahan penasarannya.
Rayhan sempat berpikir dan sedetik kemudian berkata, "Entah. Ingin saja. Lagi pula kenapa? Bukannya wajar ya untuk mengantarkan sahabat ke rumah dengan selamat?"
"Betul. Tapi ingat. Pangeran sudah bertunangan dengan Putri Anggun dan bagaimana kalau Arumi nanti baper sama Pangeran?"
"Ya … Memang Arumi itu kembarannya Putri Anggun. Tapi Pangeran juga harus tau akan batasan Pangeran. Jangan sampai Pangeran menaruh hati juga kepada Arumi. Kasihan Putri Anggun nanti Pangeran."
Rayhan malah tersenyum sehingga membuat Peri Lalu bingung, "Aku sedang bicara serius pangeran. Apa yang membuatmu tersenyum disaat keadaan seperti ini ha?" Lalu gak habis pikir.
"Lalu tenang lah. Aku akan menjaga batasan ku. Aku sangat mencintai Anggun jadi kau tidak usah terlalu khawatir. Aku ini orang yang setia."
"Eh. Baiklah akan aku coba untuk mengurangi kecemasan ku."
"Nah gitu dong."