Beberapa saat kemudian Bibi Dijah baru saja datang sepulang belanja dari pasar dengan membawa sekantong besar belanjaan ia langsung menuju dapur saat ini Bibi Dijah belum mengetahui kalau ada tamu yang berkunjung.
Bibi Dijah memasak dengan santainya, bagaikan sudah menjadi rutinitas harian yang sangat ia hafal step by step. Terlihat ada tempelan kertas di dekat lemari pendingin yang berisikan daftar makanan yang harus ia masak rutin per harinya.
Bi Dijah biasa mengecek daftar itu setelah menyiapkan satu menu sederhana yang tak bisa absen dari daftar menu harian meskipun tidak terdaftar di kertas menu. Menu sederhana seperti dessert, waffle, roti manis.
***
Kembali ke kamar. Kini Rayhan memperkenalkan ayahandanya kepada Denis. Untungnya tanggapan Denis sangat baik. Denis menjadi sangat penurut bahkan saat ini ia sedang menemani Pangeran Patra bermain di ruang tengah sambil menyalakan TV yang berisikan siaran kartun favorit anak-anak yang hanya dibiarkan menyala tanpa di tonton oleh Patra sedikit pun.
Patra hanya fokus dengan permainan kubus berwarna yang sedari tadi ia mainkan untuk menjadi kan warna kubus itu menyatu sempurna tetapi ia malah jadi bingung sendiri dan meminta Denis yang ia panggil dengan sebutan Kaka.
Denis yang sudah sangat menyukai Patra hanya bisa menuruti keinginan Patra saja. Ia sangat senang bisa menemani Patra tetapi pikirannya juga sangat penasaran dengan kakaknya yang masih berbicara dengan ayah sambungnya. Denis jadi penasaran apa saja yang dibicarakan oleh kakaknya sehingga memerlukan waktu yang tak sedikit ini.
Mengenai Bi Dijah. Bi Dijah juga sudah berlalu pergi usai selesai menyiapkan makanan dan akan kembali lagi esok hari dengan waktu kedatangan yang sama. Sejak Rayhan datang ke rumah itu ayah mereka merubah jam kerja Bi Dijah serta Tukang kebun yang biasanya stay di rumah untuk sekalian menjaga Denis menjadi sehari sekali dengan jam di jam makan siang sedang untuk Tukang Kebun menjadi sepekan sekali di akhir pekan.
"Kaka hebat," ucap Patra usai kotak kecil itu setiap warnanya telah tersusun sempurna. Ada binar kagum dimatanya. Ia membolak balik warna kubus itu seolah tak bisa berhenti takjub dengan apa yang sudah Denis selesaikan tiga detik yang lalu.
"Bagaimana Kaka bisa menyelesaikannya? Ka Denis. Tolong ajarkan Patra. Patra ingin bisa."
"Boleh. Ini sangat mudah kok."
"Yey … Janji harus sampai Patra bisa ya Kak. Patra acak lagi kubusnya lalu setelah itu Ka Denis arahkan Patra ya sampai jadi semua warnanya."
"Baiklah," ucap Denis yang kini tengah menjalani peranan sebagai Kaka yang baik. Usai mendengar persetujuan itu Patra pun langsung menjalankan niatannya dengan penuh antusias yang tinggi.