The World Of The Twins

Anisah Ani06
Chapter #43

Chapter #43 - Adaptasi yang Tak Mudah

   Tidak ada yang bisa memprediksi akan perubahan sikap Rayhan setelah beberapa kali melewati Portal Kasat Mata yang seminggu belakangan ini sering terbuka dengan sendirinya. Sehingga mendatangkan efek samping yang tidak pernah dibayangkan, itu karena Rayhan belum berhasil untuk mengontrol kekuatannya. Dulu juga ada kasus seperti ini. Tidak bisa mengontrol kekuatan besar dari Portal Kasat Mata sehingga si empunya kekuatan sering berpindah-pindah ke waktu atau masa yang tak diinginkan dan menghilang secara misterius tanpa seorang pun tau dimana keberadaannya.


   Tidak ada yang tau kapan Portal Kasat Mata itu muncul dan waktu pengembalian ke masa sekarang juga tidak tentu berapa lama, paling sebentar sekitar tiga puluh menit menghilang dan paling lama bisa memakan banyak waktu hingga berhari-hari bahkan ada yang tak bisa kembali ke waktu semula. Si empunya kekuatan akan menghilang di zona waktu dan tak akan pernah kembali jika tidak kunjung bisa mengontrol kekuatan langka itu.


   Rayhan sebenarnya masih bisa dikatakan beruntung karena selama ia menghilang menyusuri waktu melalui Potral Kasat Mata, ia masih bisa kembali walau dalam keadaan yang seperti orang bingung. Entah Rayhan pergi kemana saja selama menghilang tidak ada yang tau. 


   Untung saja ada Denis yang siap siaga menjaga abangnya setiap waktu yang ia punya dan Peri Lalu juga ikut andil dan terus bersama Rayhan pergi kemana saja meskipun kalau melewati Portal Kasat Mata ia tak akan pernah bisa ikut serta, tubuh kecilnya selalu terhempas jika portal itu terbuka dan menyerap masuk Rayhan ke dalamnya. Jika sudah begitu Peri Lalu akan terbang mendatangi Denis untuk memberikan kabar, setidaknya ada yang tau di saat Portal itu membawa Rayhan berkelana. 


   “Kira-kira kali ini Pangeran akan muncul dimana?” tanya Peri Lalu yang sedari tadi duduk di atas pundak sebelah kanan Denis. Denis saat ini sedang berjalan sambil memprediksi kemungkinan tempat dari kemunculan abangnya itu. Bagai terikat koneksi Denis selalu merasakan seperti ada magnet yang menuntunnya di saat-saat menghilangnya Rayhan dan kerap kali mendapatkan penglihatan suatu tempat yang ia yakini bisa saja menjadi titik kembalinya Rayhan, Ia menuju ke arah bagasi dan langsung menyambar sepedanya yang terparkir disana. 


   Sebelum melajukan sepeda Denis sempat berbicara menanggapi Peri Lalu, “Kemungkinan akan muncul di taman. Tapi entahlah. Firasat ku berkata demikian,” ujar Denis. 


   Peri Lalu hanya bisa diam menuruti kemana Denis pergi. Selama ini prediksi Denis selalu benar akan kemunculan Rayhan yang suka tak sama dari tempat menghilangnya. Padahal tadi ketiganya sedang bersantai karena libur akhir semester, menonton siaran tv di ruang tengah sambil menikmati cemilan ringan tetapi mendadak saat Rayhan hendak mengambil segelas air di dapur, ia menghilang tiba-tiba dan hanya meninggalkan pecahan gelas kaca berisi air yang membasahi lantai dapur.


   Sesampainya di taman yang memang berada tak jauh dari rumah, benar saja Rayhan ada disana sedang duduk di ayunan seperti orang linglung tetapi sesaat setelah Denis datang menghampirinya setelah memarkir sepeda Rayhan mendadak bersikap biasa-biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa.


   “Bang. Huuu,” Denis melepaskan nafasnya dan merasa lega, “Untunglah kau benar ada disini.”


   “Aku ada janji. Aku sedang menunggu seseorang.”


   Denis dan Peri Lalu yang mendengarnya pun jadi bingung. Keduanya seolah punya pemikirannya sendiri. 


   Pikiran Peri Lalu berbicara, “kalau ada janji kenapa Pangeran pergi begitu saja. Tidak melalui pintu? Kenapa malah melalui portal itu. Apa Pangeran sudah bisa mengontrolnya?”


   Berbeda dengan jalan pikiran Peri Lalu yang seolah bertanya-tanya Denis seakan menaruh curiga yang seperti ia tangkau kalau ada yang tidak beres dengan abangnya itu, “Ada yang tidak beres? Ini pasti ada sesuatu nih. Kalau ada janji gak mungkin Bang Ray tidak mengajakku serta. Ini malah pergi sendiri. Perginya juga secara dadakan tidak ada persiapan. Kalau benar ada janji gak mungkin dong Bang Ray sampai menjatuhkan gelas. Ada apa ini sebenarnya.”


   Rayhan yang sedari tadi bisa mendengarkan suara pikiran adiknya dan Peri Lalu pun akhirnya berbicara. Ia menghentikan laju ayunan lalu bangkit dan berjalan mendekati Denis yang kala itu tengah berjongkok dekat dengan sisi ayunan.


   “Apa yang kalian pikirkan,” ucap Rayhan sambil ikut berjongkok di sisi Denis ia juga merangkul bahu Denis sehingga Peri Lalu terbang dan hinggap ke pundak sebelah kiri Rayhan. 


   “Aku tadi hanya kaget kalau punya janji sehingga menjatuhkan gelas yang ku pegang. Setelah itu entah kenapa aku langsung terbawa ke taman ini ya memang di taman ini kebetulan tempat janjiannya. Tenanglah ini bukan hal yang bahaya karena ini pertanda kalau aku sudah bisa mengontrol kekuatan itu,” lanjut Rayhan menerangkan apa yang terjadi sebenarnya sehingga menjadi pengingat pada Peri Lalu dan Denis kalau sebetulnya suara pikiran mereka itu dapat terdengar oleh Rayhan dengan baik.


   “Ohhh,” ucap Peri Lalu dan Denis serempak. Seakan melepaskan semua prasangka. Keduanya memang memilih percaya saja tetapi tidak dengan Denis yang seakan masih setengah tak percaya, “Kau yakin Bang? Tidak ada yang kau tutupi lagi kan?” 

Lihat selengkapnya