Bukan hanya situasi yang berubah tetapi juga waktu yang ikut maju melompat membuat Denis kaget dengan kehidupan barunya. Bahkan Denis harus menjalani rutinitas hariannya yang setelah ia tahu saat ini Denis tengah menjalani masa perkuliahan di jurusan Hubungan Internasional. Jurusan yang awalnya ingin Denis ambil tetapi tidak jadi karena Denis harus fokus dalam seleksi tim basket nasional yang waktu tesnya itu bertepatan dengan pendaftaran perguruan tinggi.
Denis masih mengira kalau semua perubahan yang harus ia lalui terjadi karena ulah abangnya. Denis bingung antara harus bersyukur karena bisa masuk ke jurusan yang ia mau atau malah sedih karena ia harus menelan kenyataan akan ketidak lulusannya untuk bergabung dengan Tim basket nasional.
Serta Denis juga mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan kondisinya saat ini terlebih ia harus menjalani kehidupan perkuliahan tanpa melalui momen-momen penting secara langsung. Proses awal menjadi mahasiswa baru sampai jenjang mengerjakan banyak tugas kuliah di awal-awal semester Denis sendiri hanya bisa merasakan masa sulit itu semua lewat memori yang ada dalam benaknya. Sudah tertanam begitu saja seperti momen-momen kebersamaan dirinya bersama kedua orang tuanya. Tanpa harus ia rasakan betapa sulitnya dan berkesannya masa-masa itu secara langsung.
Jangan tanya betapa pusingnya Denis saat harus menentukan judul skripsi yang dua bulan lagi harus ia garap. Denis sangat pusing memikirkannya seakan ia masih butuh banyak waktu untuk beradaptasi dengan perubahan masa yang terlampau jauh. Bukan sehari dua hari tapi bahkan sampai melompat ke tiga tahun sembilan bulan lamanya.
“Bang Rayhan kenapa gak bilang kalau hari-hari yang akan gue lalui akan seberat ini sih. Gak adil banget,” keluh Denis yang setelah merebahkan dirinya di kasur dengan malas dengan tas punggung yang masih terlampir di salah satu pundaknya bahkan.
Akhir-akhir ini Denis lebih banyak menetap di perpustakaan untuk mencari inspirasi akan skripsi apa yang harus ia garap sekaligus menyusuri kembali referensi buku yang ada di dalam memorinya karena ia merasa perlu menapak tilas kembali materi yang telah ia pelajari di dalam memori sampai-sampai ia sering pulang telat dan kembali dengan keadaan pikiran yang lelah.
Denis kini menatap langit-langit kamarnya setelah terpejam sebentar menikmati sunyi kamarnya yang sepi. Pikirannya seakan terbawa kembali ke satu sosok yang sampai sekarang masih ia ingat dengan baik.
“Kira-kira. Abang pergi kemana ya?”
“Peri Lalu juga.” Denis menghela nafasnya sendiri seakan sangat lelah,” Mereka pergi kemana.” Denis murung. Denis merasa kalau dirinya di tinggalkan sendiri. “Emm Orang itu juga tidak pernah menunjukkan diri. Apa ia ikut menghilang juga,” gumamnya lagi.
Denis pun kembali memejamkan mata. Ia ingin tidur saja sambil berharap kalau ia akan terbangun dalam kondisi semula. Saat ia masih duduk di bangku SMA dan masih ada Peri Lalu, Bang Rayhan serta Rangga teman barunya yang juga teman masa kecil Rayhan yang mendadak muncul di akhir waktu masa tiga tahun Rayhan nyaris berakhir.