Lautan Negri Fanah. Menyimpan banyak kekayaan alam yang sangat melimpah. Air laut berwarna biru ke hijauan dan segala jenis ikan yang beraneka ragam selalu beriringan sangat memakmurkan Negri Fanah serta kehidupan yang ada di sekitar lautan sampai berjarak seribu mil jauhnya.
Walau begitu lautan Negri Fanah banyak menyimpan misteri yang sangat tak terduga. Semakin menerusuri ke dasar lautan kita bisa menemukan berbagai jenis ikan-ikan yang tak terduga dan tumbuhan-tumbuhan yang tergolong sangat langka yang hanya bisa hidup di dasar lautan terdalam. Ada yang bersahabat dengan manusia namun ada pula yang sangat membenci akan kehadiran manusia.
Di kedalaman laut terdapat pula sebuah danau yang sering di sebut dengan danau dasar laut terdalam. Danau yang sangat misterius yang banyak menyimpan keajaiban yang tak terduga. Di dalamnya terdapat kehidupan, ada berbagai jenis ikan air tawar hidup di sana. Dan terdapat pula ular danau yang menyerupai ular laut yang bisa hidup di air tawar mau pun di air asin. Sedangkan ada sekelompok ruba ajaib yang tinggal di danau itu yang kehadiranya sangat misterius dan akan mati jika berada di air asin.
Di danau itu terdapat tiga buah lingkaran berukuran sedang yang sering di sebut dengan Ruang Waktu yang berada di setiap sudut segi tiga api yang terletak di paling dasar danau. Sudut atas terdapat ruang waktu yang menyambung ke sebuah negri yang terlupakan sedang sudat yang sebelah kanan merupakan gerbang menuju negri tanpa nama yang sangat menenangkan yang sangat cocok untuk di jadikan sebuah tempat persembunyian jikalau ada musibah melanda dan sudut yang kiri merupakan gerbang kemana saja yang hanya bisa di gunakan oleh orang-orang terpilih yang merupakan masih keturunan Negri Fanah dan termasuk kaum bangsawan negri Fanah.
***
Jauh di dasar lautan menerusuri sebuah negri yang terlupakan. Yang keadaan dari negri itu sendiri serba gelap di selimuti ke gelapan yang sangat melekat tajam yang hanya di sinari oleh tiga buah sinar rembulan serta delapan buah bintang yang gemerlap.
Negri itu bernama Negri Anaf, tergambar seperti lembah hitam yang tak berpenghuni. Yang hanya ada kehidupan dari makhluk-makhluk yang mengerikan yang berilmu tinggi setara peri seperti kuda terbang bermata merah menyala, naga berekor dua yang bisa menyemburkan setrum bertegangan tinggi, kodok kecil yang sangat beracun, keledai gila, pasukan bayangan hitam yang tempo hari mengganggu kediaman peri (Perpustakaan Alam Semesta), raksasa hitam serta raksasa dari tanah yang busuk serta masih banyak lagi makhluk-makhluk mengerikan lainnya yang bersembunyi di sudut-sudut negri mati itu yang semua makhluk itu berwarna hitam legam.
Berdiri pula sebuah kastil besar di tengah-tengah reruntuhan kota tak berpenghuni. Kastil itu di selimuti warna hijau muda dan kuning ke emasan. Banyak tumbuhan ber rambat yang sangat beracun di setiap dinding bahkan jendela-jendela kastil itu. Yang dikenal dengan Kastil Hitam.
Semakin menerusuri ke dalam. Kastil Hitam itu kita dapat menemukan setiap ruangan berwarna gelap hitam serta perabot yang ada di dalamnya berwarna hitam seperti meja, kursi, sendok bahkan bejana dan masih banyak lagi.
Di sudut salah satu ruangan terdapat dua orang manusia yang tengah membicarakan sesuatu yang sangat serius. Keduanya laki-laki namun salah satu di antaranya sebaya dengan Pangeran Elang.
“Kali ini harus berjalan dengan baik!!!”
Laki-laki yang lebih tua berkata pada sebaya Pangeran Elang yang bernama, Rangga.
“Aku tak bisa melakukannya ayah. Aku tak bisa”
“Heemm. Sudah ku duga. Kau terlalu lemah untuk melakukannya. Terlalu mengulur waktu walau kesempatan ada di depan mata mu”
Ketus Ayah Rangga. Sedang Rangga hanya terdiam tertunduk seolah sangat menyesal karna tak bisa melakukan tugas yang di perintahkan ayahnya dengan baik.
“Jangan terdiam seperti itu. Tingkah mu yang seperti ini yang tambah membuat ku kecewa pada mu. Sekaligus Pertanda sedalam apa pun kebencian yang ada pada mu kau tak bisa menghabisi pangeran itu. yang sudah kau anggap seperti saudara mu sendiri”
Rangga masih terdiam menyimak sepata kata dari ayahnya.
“Ke bisuan mu semakin membuat ku kesal”
Kali ini ayah Rangga berjalan menuju sebuah patung perempuan dan menyentuh wajah dari patung perempuan itu. dan seolah mengajak patung perempuan itu berbicara.
“Sama seperti mu yang telah membuat ku kesal, Risa andai saja kau mau hidup bersama ku pasti kau tak akan jadi seperti ini sayang. Tapi kenapa aku masih sangat mencintai mu Risa”
Sebuah pemikiran dari Rangga pun mengudara. Di katakan dalam fikirnya.
Sebenarnya ada apa dengan patung wanita itu?
Ayah selalu saja berbicara dengan patung itu?
Yang jelas-jelas patung itu hanya bisa diam.
Tapi….
Patung itu terlihat aneh.
Tak jarang aku merasakan ada sesuatu yang sangat berharga pada patung itu?
Tapi apa???
Entahlah aku tak paham.
Tiba-tiba Ayah Rangga merasakan kehadiran seseorang yang bisa membuat ia begitu bersemangat. Lantas berkata dengan penuh percaya diri.
“Maka dari itu aku menyuruh dia untuk mengakhiri misi mu yang selama ini kau tunda-tunda hingga membuat ku sangat kesal”
Kata ayah Rangga sambil menunjuk ke arah Rangga lebih tepatnya menunjuk seseorang yang kini entah datang dari mana muncul secara tiba-tiba di belakang Rangga yang berdiri tak jauh dari Rangga.
Sontak Rangga pun kaget dan berbalik. Di dapatinya seorang wanita sebaya ayahnya yang mengenakan juba hitam hingga menutupi wajah dari wanita itu sendiri yang tengah berdiri tak jauh dari tempatnya berada.
Sambil tersenyum sinis wanita itu berkata.
“Tenang saja. Kali ini aku akan menjalankan perintah dengan baik. Kau tau aku tak suka dengan kegagalan kan. Lagi pula sejauh ini aku sudah menjalankan misi rahasia ku dengan sempurna bukan?”
Ujar wanita misterius itu sambil menyombongkan diri.
Kini ayah Rangga perlahan mendekati wanita misterius itu dan lalu berkata.
“Aku yakin kau pasti bisa melakukannya dengan baik”.
Wanita misterius itu pun tersenyum.
Rangga pun mengelak dan meyakinkan ayahnya agar tetap memberikan tugas miliknya kembali.
“Tapi aku bisa melakukannya ayah!!! Kenapa wanita itu yang harus menjalankan misi ku?”
Ayah Rangga pun mengalihkan wajah dinginnya kepada Rangga.
“Jika kau benar-benar ingin mengakhiri misi ini. Seharusnya kau bisa mengakhiri misi itu saat itu juga.”
Rangga pun teringat pada saat detik-detik ia nyaris membunuh Pangeran Elang, Sahabatnya . Saat terpengaruh oleh sihir jahat milik ayahnya.
Dan lantas Rangga pun teringat kembali akan sebuah memorinya ketika masih hidup bersama dengan sahabat-sahabat kecilnya di negri Fanah. Kebersamaan yang sangat menyenangkan, hangat dan meninggalkan banyak kenangan indah. Sangat jauh berbeda dengan kehidupan Rangga sekarang yang penuh dengan kesendirian dan kesepian.
Ayah Rangga pun melanjutkan perkataannya yang membuat memori-memori indah masa kanak-kanak Rangga lenyap sekejap. Dan cukup membuat Rangga mendengarkan sambil termenung seolah menyesal.
“Kau mempunyai banyak peluang untuk menghabisi pewaris itu!!! Tapi kau malah memilih bersahabat dengannya. Hingga detik ini pun kau masih menganggapnya sahabat walau kau tau sahabat mu itu mengambil cinta mu”
“Sudahlah jangan teruskan lagi!!! Aku sudah tidak perduli tentang dia!!!”
Rangga mengelak semua perkataan Ayahnya dan berlalu pergi meninggalkan kedua orang itu dan menghilang di tengah kegelapan.
“Nampaknya anak itu sama sekali tak berubah. Masih seperti dulu. Emosional dan misterius seperti mu”
Wanita misterius itu memulai percakapan yang sejenak terhenti untuk beberapa saat.
“Kau tau bagai mana watak anak itu kan?. Keras dan Emosional seperti mu. Dan aku tak yakin jika ia bisa melakukan tugasnya dengan baik.”.
“Kau memang tak sabaran ya?.”
“Sudah selama ini…. Terlalu lama aku menunggu. Mau sampai kapan aku harus menunggu!!!. Anak itu selalu punya cara untuk mengundur waktu. Dan aku sangat tak suka itu”
“Maka dari itu kau membutuhkan bantuan ku?”
Wanita misterius itu merasa tersanjung.
“Tentu saja. Aku tak cukup gila menaru mu di tempat itu. Kau merupakan kunci emas ku untuk menghancurkan keluarga itu. Kau kartu AS ku yang sangat berharga”