The Wounded Soul

Risa Chamdiah
Chapter #22

CHAPTER 19 (Corald)

“Nona Clarissa tidak akan di hukum mati atau di penjara seumur hidup tetapi dia akan di masukkan ke rumah sakit jika. Selama ini Nona Clarissa mengidap dissociative identity disorder dan segala rencana yang dilakukan Nona Clarissa sebenarnya adalah kepribadiannya yang lain atau alter egonya. Kepribadiaannya yang lain bernama Corald,” jelas Nessa sambil menatap sendu Alodya.

Alodya membeku di tempatnya. Dia tidak tahu harus mengatakan apa atau melakukan apa. Dia hanya diam dan menatap hampa Nessa. Segala yang terjadi di dalam hidupnya terlalu mengejutkan, segala sesuatu yang terjadi di dalam hidupnya adalah kekacauan. Sepertinya tuhan tidak memilik rasa kasihan padanya.

Setelah beberapa minggu, pengadilan diadakan dan setelah dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan. Ternyata Clarissa mengidap dissociative idetity disorder dan selama sepuluh tahun, alter ego Clarissa yang mendiami tubuh Clarissa. Alter egonya itu tidak mengizinkan Clarissa untuk mengambil ahli dirinya kembali. Dia adalah Clarissa tetapi hanya tubuhnya sementara kepribadiannya adalah Corald. Alter egonya yang lain.

Mr. Broklyn dan Ryan tertegun menerima laporan dari pengacara Clarissa. Mereka hanya terdiam mendengar semua penjelasan itu. Mereka tidak pernah menyangka jika ternyata selama ini Clarissa yang menyusun semua rencana itu adalah kepribadian keduanya.

Mr. Broklyn terlihat kelimpungan karena mendengar semua penjelasan itu. Dia sadar bahwa dia sudah melakukan hal jahat kepada cucu satu-satunya tetapi dia selalu mengikuti rencana Clarissa karena Clarissa selalu mengatakan kepadanya kalau semua ini untuk kebaikan Alodya tetapi ternyata dia bukanlah Clarissa.

 

Nessa menghampiri Alodya dan menepuk pundak Alodya. ”Apakah kau mau mengunjungi Nona Clarissa di rumah sakit jiwa?”

Aodya mengangguk linglung. ”Siapkan mobil.”

***

Alodya menatap dingin wanita di hadapannya. ”Kau Clarissa atau Corald?”

Wanita di hadapannya tertawa kencang. ”Menurutmu aku siapa nak?”

Alodya menghela napas keras dan tersenyum datar. ”Kau Corald. Kau bukan Clarissa. Sejak kapan kau merebut pikiran dan tubuh Clarissa.”

Corald kembali menatap Alodya dengan dingin dan datar. ”Sejak aku melihatmu menjadi dokter. Clarissa juga tidak setuju tetapi dia hanya diam saja, jadi aku muncul dan menyusun segala rencana untuk menjadikanmu sebagai direktur perusahaan,” jelasnya.

“Mau berapa lama kau berada di tubuh Clarissa?” tanya Alodya dengan tatapan tajam.

Corald mengangkat bahunya acuh tak acuh. ”Bagaimana kalau sampai mati? Itu adalah hal yang bagus bukan?”

Tatapan Alodya melembut dan tersenyum hangat. ”Mom, aku merindukanmu. Bisakah kau kembali?”

Tiba-tiba saja Corald berteriak dengan sangat kencang sambil memegang kepalanya yang sakit. Dia menghantamkan kepalanya ke atas meja sampai berdarah. Perawat yang menjaganya langsung mendekati Corald dan menghentikannya. Corald terus berusaha melukai dirinya tetapi perawat menahannya.

“JANGAN COBA-COBA KAU UNTUK MENGAMBIL AHLI TUBUH INI!!!”

“SELAMA SEPULUH TAHUN, TUBUH INI MENJADI TUBUHKU. JANGAN MERUSAK SEGALANYA!!!” teriaknya.

Tiba-tiba saja Corald berhenti dan menatap Alodya dengan dahi yang terus mengeluarkan darah. Sementara, ke dua perawat masih tetap memegangnya dengan kuat.

“Alodya…”

“Mommy? Itu kau?” tanya Alodya dengan nada lembut.

Clarissa tersenyum dan air matanya mengalir dari sudut matanya. ”Ini mommy nak.”

Alodya menatap ke dua perawat yang memegang Clarissa. ”Bisakah kau melepaskannya sebentar? Aku ingin berbicara sebentar dengan mommyku.”

Ke dua perawat itu menatap lirih Alodya dan memutuskan untuk melepaskan Clarissa.

Alodya memajukan tubuhnya dan mengeluarkan sebuah sapu tangan. Dia membersihkan darah yang mengalir dari dahi Clarissa. ”Kenapa kau bisa menjadi seperti ini mom?”

Lihat selengkapnya