The Wounded Soul

Risa Chamdiah
Chapter #23

CHAPTER 20 (Mrs. Jane)

Alodya merapihkan rambutnya dan memakai mantel hitamnya. Hari ini pakaiannya serba hitam karena dia akan mengunjungi makan Mrs. Jane, sekretaris kepercayaan Clarissa. Dia memutuskan untuk mengganti nisannya dan melakukan pemakaman secara terhormat walaupun yang menghadirinya hanyalah dirinya, Reynold, Mr. Broklyn dan Ryan. Setidaknya mereka bisa memberikan penghormatan terakhir dan meminta maaf atas segalanya.

Alodya keluar dari kamarnya dan langsung mencium harumnya roti panggang. Dia melangkah menuju ruang makan dan melihat Aaron sedang meletakkan piring berisikan roti panggang kesukaannya. Alodya tersenyum dan langsung mendudukkan dirinya di kursi.

“Waw sepertinya enak. Bagaimana kalau kau jadi kakakku saja? Pasti rasa menyenangkan di masakkan sarapan tiap pagi,” tukasnya lalu menggigit rotinya.

Aaron menatap kesal Alodya. ”Bagaimana jika aku menjadi pacarmu?” tanyanya tiba-tiba.

Alodya menghentikan makannya dan menatap Aaron dengan salah satu alis terangkat. ”Aku tidak mau. Sekarang kita lebih cocok jadi kakak adik tapi kita tidak tahu di masa depan. Jadi, jalani saja,” jawabnya sambil tersenyum kecil.

Aaron benar-benar merasa sedikit kecewa dengan jawaban Alodya tetapi dia senang. Setidaknya dia masih ada kesempatan, tetapi dia sadar jika Alodya memang definisi wanita dingin sebenarnya.

“Kau memang benar-benar wanita dingin,” cetus Aaron tiba-tiba.

“Kau memang benar-benar pria tidak romantis,” cetus Alodya balik.

Aaron hanya dapat tertawa kecil dan menyantap rotinya. Dia memang pria yang tidak suka basa basi dan dia merasa dirinya tidak romantis tetapi dia setia.

 

Alodya, Reynold, Mr. Broklyn dan Ryan menundukkan kepalanya untuk berdoa. Mereka maju satu persatu dan meletakkan bunga melati di pusara makam Mrs. Jane. Setidaknya hanya inilah yang bisa mereka lakukan untuk menebus kesalahan mereka.

Setelahnya mereka memutuskan untuk minum kopi bersama di kafe langganan Alodya di dekat pemakaman.

Alodya menyeruput kopinya. ”Jadi bagaimana? Apa yang akan grandpa dan daddy lakukan setelah ini?” tanya Alodya dan membut ke dua pria itu terkesiap.

“Kau tidak membeci kami berdua?” tanya Ryan.

“Aku hanya ingin hidup dengan tenang. Aku belum memaafkan kalian tetapi aku akan mencobanya. Jadi apa yang akan kalian lakukan?” tanyanya lagi.

Mr. Broklyn menatap Alodya dan tersenyum sendu. ”Grandpa akan terbang ke skotlandia besok dan grandpa sudah memindah tangankan seluru aset Broklyn Company atas namamu. Semoga kau bisa menerimanya.”

Alodya mengangguk mengerti dan menatap Ryan.

“Daddy akan terbang ke Paris. Daddy akan tinggal di rumah mommymu dan menjalankan kafe milik mommymu di sana.”

“Semoga kalian bisa bahagia di sana. Mungkin aku akan mengunjungi kalian kapan-kapan,” tukasnya yang membuat ke dua pria tua itu terlihat senang.

Mr. Brokly dan Ryan bangkit. ”Baiklah. Kami akan pergi sekarang karena ada beberapa hal yang harus di bereskan,” tukas Mr. Broklyn.

Alodya ikut bangkit dari kursinya dan memeluk Ryan. Setelahnya dia memeluk Mr. Broklyn. ”Selamat tinggal walaupun selama sepuluh tahun ini, kita tidak bersikap selayaknya keluarga, tetapi selama dua puluh enam tahun aku masih bisa merasakan sebuah kehangatan keluarga,” kata Alodya sambil tersenyum lembut.

Mr. Broklyn dan Ryan mengangguk. Mereka terlihat sangat lega dan senang mendengar kalimat yang keluar dari mulut Alodya.

“Kau juga harus bahagia anakku,” tukas Ryan.

Lalu mereka berdua melangkah pergi dari kafe dan meninggalkan Alodya bersama Reynold yang sedari tadi tidak mengeluarkan suara dan hanya menunduk. Alodya duduk di hadapan Reynold dan menatapnya.

“Kenapa kau berbohong? dan waktu itu semua yang di ceritakan sarah padaku adalah kebohongan jugakan?” tanya Alodya dengan nada lembut.

Reynold mengangkat kepalanya dan menatap Alodya dengan perasaan bersalah. ”Maafkan aku karena berbohong dan maafkan aku karena menyuruh Sarah untuk berbohong. Aku kira dengan melakukan semua itu, aku bisa kembali bersamamu.”

Alodya tersenyum masam. ”Sulit memaafkanmu tetapi akan lebih sulit lagi jika aku tidak memaafkanmu, karena aku tidak ingin membenci siapapun lagi karena membenci sangat melelahkan. Kau juga salah satu pria yang pernah aku cintai, bahkan mungkin sangat aku cintai dulu.”

Reynold menatap lirih Alodya. ”Aku tahu aku tidak berhak mengatakan ini setelah menyakitimu tetapi semoga kau bahagia dengan Aaron.”

Alodya menyunggingkan sebuah senyuman lembut. ”Semoga kau juga bahagia dan menemukan wanita yang lebih baik dariku.”

Lihat selengkapnya