Gerald merasa rahangnya hampir jatuh karena terlalu banyak menganga. Dia kira yang di maksud makam malam bersama adalah makan malam berdua bersama Nessa, tetapi dia malah mendapati Alodya dan Aaron duduk di hadapannya sambil menyantap makanan mereka dengan tenang. Sementara Nessa duduk di samping sampingnya dan dengan tenang memakan steaknya.
Nessa menoleh dan melihat wajah kesal Gerald yang tidak bisa di sembunyikan. ”Kau kesal karena aku mengajak Alodya dan Aaron makan bersama?” tanya Nessa tiba-tiba sampai membuat Gerald, Alodya dan Aaron menoleh ke arahnya.
Gerald mendengus. ”Ya. Kau bilang akan makan bersama.”
“Ini namanya juga makan bersama. Ada kau, aku, Alodya dan Aaron. Itu yang di namakan bersama bukan?”
Alodya dan Aaron hanya bisa tertawa kecil melihat Nessa dan Gerald yang sedang berdebat tentang definisi kata BERSAMA.
Alodya dan Aaron duduk di salah satu kursi taman di depan apartemen Alodya. Hari ini adalah hari yang menyenangkan untuk Alodya, dia merasa segala masalahnya terangkat dan ini benar-benar melegakan. Dia bisa menjalani hidupnya dengan tenang sambil mengurus perusahaan.
“Apakah kau benar-benar tidak ingin menjadi pacarku?” tanya Aaron untuk yang ke dua kalinya.
Alodya tertawa kecil. ”Sepertinya kau sangat menginginkan itu,” tukasnya sambil menoleh ke arah Aaron.
“Ya. Kau pikir saja sendiri. Kenapa susah sekali menjadikanmu pacarku? Atau sebaiknya aku langsung memintamu menjadi istiku saja?” tanyanya dengan nada merenung sambil menatap entah kemana.
Alodya menghela napas lembut dan bangkit dari tempat duduknya. Dia melangkah ke hadapan Aaron dan menatap lembut Aaron dalam diam.
Aaron mendongak dan menatap Alodya dengan bingung. ”Kenapa?” tanyanya dengan sedikit ketus.
“Aku lebih nyaman jika kita berdua seperti ini. Kita jalani saja dulu dan kita lihat bagaimana ke depannya.”
Aaron mendengus dan tatapannya melembut. ”Baiklah jika kau ingin begitu karena memang sepertinya ini adalah cinta sepihak. Jadi, aku tidak akan menyerah untuk mendapatkamu,” tukasnya sambil bangkit.
Alodya hanya diam. Itu bukanlah cinta sepihak, tetapi dia hanya belum siap untuk membuka hubungan baru, masih ada trauma di dalam dirinya dan dia sedang mencoba untuk menyembuhkannya secara perlahan.
Aaron mengusap kepala Alodya. ”Aku akan kembali ke kantor polisi dan kau masuklah ke dalam apartemen,” perintahnya lalu dia melangkah pergi dengan berjalan mundur sambil melambaikan tangannya kepada Alodya.
“AKU TIDAK AKAN MENYERAH,” teriak Aaron.
Alodya hanya tersenyum kecil melihat tingkah Aaron. Dia pasti akan menerima Aaron jika sudah waktunya dan sekarang bukanlah waktunya.
***
“Alo, apakah kau benar-benar harus pergi?” tanya Nessa dengan wajah sedih.
Alodya merapihkan beberapa pakaian. Hari ini dia akan terbang ke Bali dan tinggal di sana selama setahun. Selama itu dia akan behenti sementara dari perusahaan dan Nessa akan menjadi direktur sementara menggantikannya.
“Aku ingin menenangkan diriku di sana. Walaupun semua masalah sudah selesai tetapi aku merasa tidak bisa bernapas dengan tenang di sini. Aku sudah membeli rumah dan sebuah ruko yang akan ku jadikan sebagai kafe,” jelasnya.
Nessa menghampiri Alodya dan memeluknya dengan erat. ”Pokoknya kau harus berjanji hanya satu tahun dan tidak lebih.”