Alodya menyantap makanan di hadapannya dengan lahap. Dia belum menyantap apapun dari pagi. Sementara Aaron menatap Alodya kesal.
“Hei wanita dingin. Apakah makanan lebih menarik dari padaku?” tanya Aaron dengan kesal.
Alodya menatap Aaron sebentar lalu mengangguk. ”Ya. Ini lebih menarik”
Aaron mendengus kesal. ”Kau ini ya benar-benar. Kita sudah satu tahun tidak bertemu dan kau lebih tertarik dengan makanan. Memang aku ini siapa di matamu?” tanyanya dengan nada menuntut.
Alodya menaruh sandwichnya di atas piring. ”Kau pacarku,”jawab Alodya singkat.
Mata Aaron melebar mendengar jawaban Alodya lalu dia tertawa kecil. ”Sejak kapan?”
Alodya mengangkat bahunya acuh tak acuh. ”Sejak saat ini.”
Aaron yang melihat Alodya yang seperti tidak peduli langsung menangkupkan pipi Alodya dengan tangannya lalu meremasnya dengan kencang sampai pipi Alodya merah.
Alodya menghentikan perbuatan jahat Aaron dan menatap tajam Aaron. ”Sakit tau.”
Aaron menatap Alodya dengan kesal. “Aku tidak mau menjadi pacarmu. Aku sudah bosan.”
Alodya langsung menatap Aaron dengan tajam. “Apa maksudnya?!” Suaranya sedikit meninggi.
Tiba-tiba Aaron langsung tertawa sampai mengeluarkan air mata.